Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kompas.com - 23/05/2024, 09:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Kasus ayah yang menyetubuhi anak kandung di wilayah Cakung, Jakarta Timur, menjadi bukti bahwa kekerasan seksual pada lingkungan keluarga masih terus terjadi.

Pelaku berinisial AL (48), sedangkan korban, KAZ berusia 12 tahun. Pelaku menyetubuhi korban secara berulang selama tiga kali sejak lima tahun lalu atau 2019.

Artinya, pelaku melakukan aksi bejatnya sejak korban masih berusia tujuh atau delapan tahun. Pelaku selalu mengancam akan membunuh putrinya jika mengadukan kepada ibu atau orang lain.

Berdasarkan keterangan polisi, kasus persetubuhan itu terungkap karena korban terindikasi penyakit kelamin.

Kasus kekerasan seksual di lingkungan keluarga juga terjadi di wilayah Pondok Aren, Tangerang Selatan pada akhir tahun 2023 lalu.

Baca juga: Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

MN (53) memperkosa anak kandungnya, FN (17) selama bertahun-tahun. Bahkan MN sudah 18 kali menyetubuhi putrinya hingga hamil.

Pelaku juga mengancam tidak memberi makan dan uang jajan jika korban tak mau melayani nafsu bejatnya.

Peristiwa itu terungkap setelah korban menceritakan kehamilannya yang berusia empat bulan kepada guru bimbingan konseling (BK) di sekolahnya.

Selain dua kasus bapak perkosa anak kandung ini, ada peristiwa yang sama juga pernah terjadi di beberapa daerah baik di Jakarta maupun di luar daerah dari tahun ke tahun.

Bayang-bayang intimidasi

Pelaksana sementara (Pls) Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Lia Latifah mengatakan, perlakuan kekerasan seksual dengan mengancam merupakan cara pedofil dan predator dalam melancarkan aksinya.

"Jadi memang para pedofil atau predator anak memang yang selalu dilakukan, pertama adalah intimidasi, kemudian ancaman," kata Lia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/5/2024).

Baca juga: Anak Diperkosa Ayah Kandung Belasan Kali hingga Hamil, P2TP2A Tangsel: Korban Trauma Ingat Bapaknya

Dengan begitu, orangtua dan keluarga di sekitar patut mewaspadai dengan cara mengajarkan anak-anak tentang keberanian untuk meminta tolong kepada orang yang dipercaya.

"Ketika ada orang yang sudah mengancam jiwa anak-anak harus wajib melapor. ya kepada orang yang dipercaya kepada anak-anak. Boleh paman, bibi, RT atau RW orang yang terdekat dengan kehidupan anak-anak saat ini," kata Lia.

Komunikasi terbuka

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com