JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria dipukuli beberapa orang di Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.
Kejadian itu terekam dalam video dan diunggah oleh akun X @ma30406866, Minggu (19/5/2024).
Narasi dalam video itu menyebutkan bahwa pria itu diduga dikeroyok tukang ojek pangkalan (opang).
Baca juga: Ahmed Zaki Klaim Telah Dapat Dukungan Masyarakat Buat Maju di Pilkada DKI 2024
Akun X @ma30406866 menarasikan bahwa pria yang dikeroyok itu merupakan pacarnya.
Pria itu dihujani pukulan dari beberapa sisi, mulai dari sisi depan, samping, dan belakang.
Ketika dipukul, pria tersebut mencoba melawan. Namun, jumlah lawan yang tak seimbang membuat dirinya tak bisa berbuat banyak.
Pria itu disebut tiba-tiba dikeroyok sejumlah orang saat menjemputnya di Stasiun Manggarai.
“Awalnya ada yang nawarin saya buat naik ojek, berkali-kali, tapi saya diemin. Karena saya posisinya lagi nunggu pacar,” tulis akun tersebut.
Ketika sang pacar tiba, pemilik akun X mengatakan, opang di stasiun masih berupaya menawarkan jasanya.
Baca juga: Sespri Iriana Maju Pilkada Bogor, Pengamat : Bakal Kerja Ekstra jika Tak Punya Modal Politik
Melihat itu, kekasih pemilik akun X menatap opang yang terus-menerus berupaya menawarkan jasanya.
“Karena masih diganggu, cowok saya akhirnya ngeliatin opangnya. Tapi, si opang malah ngeliatin balik dan bilang, ‘Ngapain liat-liat’. Cowok saya lalu menjawab, ‘Cewek gue diam saja, berarti enggak mau’,” cuit pemilik akun X.
Pernyataan menohok dari kekasih pemilik akun X lalu memantik amarah para opang.
Opang stasiun disebut menghampiri mereka dan terjadilah cekcok.
Setelah cekcok, salah satu opang lalu melancarkan pukulan yang menyebabkan pecahnya keributan.
Dihubungi terpisah, Kapolsek Tebet Kompol Murodih mengatakan, polisi belum mendapatkan laporan dari korban terkait dugaan peristiwa pengeroyokan tersebut.
Baca juga: Ibu di Jaktim Paksa Anak Aborsi, Polisi: Penjual Obatnya Masih Dikejar
“Belum ada laporan dari korban,” ujar dia saat dikonfirmasi, Jumat (24/5/2024).
Murodih mengimbau supaya korban segera membuat laporan ke polisi.
Hal itu dilakukan supaya korban bisa melakukan visum sebagai barang bukti konkret terkait pengeroyokan itu.
“Saya masih menunggu laporan dari korban, jangan sampai kelamaan, karena visumnya akan sulit nanti,” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.