JAKARTA, KOMPAS.com - Para pekerja yang tengah melakukan kegiatan bongkar muat di area buffer emergancy New Priok Container Terminal One (NPCT 1) merasa begitu terganggu dengan tumpukan debu tebal yang dapat menganggu kesehatan paru-paru mereka.
"Menganggu banget, takut debu masuk ke paru-paru, ini kan polusi," kata Tama, salah seorang pekerja perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) yang tengah melakukan kegiatan bongkar muat di NPCT 1, Jumat (25/5/2024).
Berdasar yang Tama ketahui, tumpukan debu berasal dari jalanan atau polusi udara, dan dari kontainer yang sudah berhari-hari berada di kapal sehingga berpotensi membawa debu ke terminal.
Baca juga: Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok, Pekerja: Makan Aja Pakai Kuah Debu
Menurut pengamatan Kompas.com di lokasi, tumpukan debu tebal itu berada di area bongkar muat outdoor NPCT 1 yang berada persis di sebelah kiri pintu masuk terminal ini, jalan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
Debu yang terdapat di area bongkar muat itu berwarna abu-abu, hampir menyerupai semen. Namun, ketika dipegang teksturnya lebih kasar.
Angin pelabuhan yang sering bertiup kencang juga membuat debu berhamburan ke mana-mana.
Ditambah lagi jika forklip di area peti kemas ini sedang beroperasi, debu bakal tak ada hentinya beterbangan.
Baca juga: Ketika Warga Dadap Terbiasa Hidup Berdampingan dengan Jalan Berlubang, Debu, dan Truk...
Alhasil, debu yang beterbangan sering kali membuat pakaian para pekerja kotor.
"Ini mah bukan lagi bongkar muat, kaya lagi kerja di sawah kotor semua," teriak salah seorang pekerja EMKL lain yang tak mau disebut namanya.
Selain membuat pakaian kotor, debu-debu ini juga membuat jalur pernapasan menjadi tidak nyaman.
Reporter Kompas.com bahkan harus mengenakan masker dua lapis saat meliput di lokasi ini.
Para pekerja yang melakukan kegiatan bongkar muat juga kebanyakan tak berani melepas masker.
Namun, memang ada beberapa pekerja yang sudah terbiasa dengan kondisi pelabuhan sehingga tidak lagi mengenakan masker.
Mereka seolah tak peduli dan tidak merasa terganggu dengan debu-debu yang mengotori tubuh dan jalur pernapasannya tanpa sadar.
Tumpukan debu ini, menurut Tama, tak pernah dibersihkan petugas kebersihan terminal.
"Enggak pernah dibersihkan, OB-nya lebih sering ke longroom. Tapi, kalau dibersihin juga pasti ada lagi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.