JAKARTA, KOMPAS.com - Teriknya panas matahari mulai menyelimuti permukiman Kebon Pala II, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Minggu (26/5/2024).
Warga setempat terlihat duduk-duduk santai, saling bercengkrama sembari menikmati hari setelah membersihkan sampah dan lumpur sisa-sisa banjir yang terjadi sehari sebelumnya.
Adapun banjir setinggi 1,5 sampai 2 meter terjadi di Kebon Pala II sekitar pukul 01.30 WIB dan mulai berangsur surut pada pukul 16.00 WIB.
Beberapa barang milik warga yang terkena banjir seperti mesin cuci juga tampak masih berada di luar rumah.
Baca juga: Kali Ciliwung Meluap, Warga Kebon Pala Sahur Sambil Banjir-banjiran
Eli (48), seorang warga di Kebon Pala, mengungkapkan bahwa banjir kerap datang menghampiri wilayah tempat ia bermukim.
Bahkan, banjir setinggi dua meter yang melanda permukiman sejak Sabtu (25/5/2024) pagi itu tidak pernah dianggap sebagai ancaman berarti bagi warga yang sudah hidup bertahun-tahun di sana.
"Ya dua meter ini hitungannya masih siaga dua. Pokoknya kalau masih siaga tiga dan dua sih aman. Kalau sudah siaga satu baru mengungsi," katanya saat ditemui di lokasi.
Senada dengan Eli, Joni (49) yang tinggal tak jauh dengan Kali Ciliwung pun sudah siap bila sewaktu-waktu air kiriman dari Bogor itu datang lagi.
Baca juga: Banjir di Kebon Pala Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa-sisa Lumpur
"Sebenarnya di sini mau hujan sebesar apapun enggak pernah sampai banjir. Tapi kalau di Bogor hujan gede, ya sini ikutan banjir karena kan kalinya meluap," ucapnya.
"Tapi orang-orang sini enggak pada mengungsi soalnya punya lantai dua. Jadi kita ya siaga masing-masing," terang Joni.
Meski sudah sering diterjang banjir, namun Joni tetap mengeluhkan dampak-dampaknya seperti sampah yang terbawa arus air, rumah rusak, dan sejumlah penyakit.
"Ya jadi banyak sampah, rumah-rumah rusak. Kalau sakit paling gatal-gatal, ada yang pegal linu karena kedinginan," ujarnya.
Menurut Eli, beberapa kali pemerintah ingin merelokasi kawasan permukiman tersebut ke rumah susun (Rusun) di Manggarai untuk mencegah warga terdampak banjir, namun mayoritas warga menolak.
"Sempat mau digusur ini, mau dipindah ke rusun di Manggarai, cuma warga enggak pada mau karena udah lama di sini," ungkapnya.
Untuk itu, sampai saat ini pemerintah hanya bisa memberikan bantuan berupa makanan dan obat-obatan bagi warga yang terdampak banjir.
"Kalau bantuan kemarin dapat jatah makan siang sama makan sore dan beberapa obat-obatan. Kalau bantuan uang sih enggak pernah," ujar Eli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.