JAKARTA, KOMPAS.com - Hanya tinggal menghitung bulan Jakarta akan kehilangan statusnya sebagai Daerah Khusus Ibu Kota (DKI).
Jakarta akan berubah nama menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ), lantaran ibu kota bakal pindah ke Nusantara di Kalimantan Timur.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan diresmikan pada Agustus 2024, berbarengan dengan momentum pelepasan status DKI menjadi DKJ.
Heru membocorkan, akan ada seremonial khusus untuk melepas status DKI Jakarta menjadi DKJ saat ibu kota resmi pindah ke Nusantara.
"Ada seremonial yang kira-kira nanti melepas bendera dan duplikat proklamasi dari Monas ke Istana Jakarta, dari Istana Jakarta nanti menuju ke Istana IKN," ujar Heru Budi kepada wartawan saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2024).
Baca juga: Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara
Jika berjalan sesuai rencana, seremonial pelepasan nama DKI ke DKJ itu bakal digelar tiga bulan lagi, tepatnya pada 17 Agustus 2024.
"Waktunya Agustus, itu menandakan bahwa persiapan upacara 17 Agustus di IKN," tutur dia.
Sebelum acara seremonial tersebut, kata Heru, akan digelar rangkaian kegiatan sejak 1 Agustus dan puncaknya pada 17 Agustus 2024.
"Ya kira-kira seperti itu (ibu kota resmi pindah saat HUT ke-79 RI), mulai 1 Agustus ada kegiatan dzikir di IKN, berlanjut dengan acara-acara berikutnya," ujarnya.
Awal kegiatan pemerintahan IKN bakal ditandai dengan peresmian masjid di IKN oleh Presiden Joko Widodo.
"Tanggal 18 Agustus juga Bapak Presiden rencananya akan meresmikan masjid IKN, dan itu kerangka awal untuk melakukan kegiatan pemerintahan di IKN," papar Heru.
Setelah Jakarta lepas dari statusnya sebagai ibu kota negara, Heru berharap DKJ menjadi kota global yang menjadi titik penting perekonomian dunia.
"Jakarta akan menjadi kota global tentunya perlu masukan masukan terkait crisis management untuk ketahanan Kota Jakarta. Jakarta akan memasuki usia 497," ucapnya.
Oleh karenanya, menurut Heru, Jakarta harus mengadopsi langkah sejumlah negara terkait krisis manajemen. Misalnya, belajar dari Jepang dalam menangani bencana.
"Konferensi ini tentunya mendorong pertukaran pengetahuan, pengalaman, praktik terbaik, serta bekerja sama mendukung pembangunan kota yang berketahanan," imbuh dia.