JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya membongkar praktik penjualan video pornografi anak yang dijajakan melalui Telegram.
Praktik ini terungkap setelah Unit IV Subdit IV Tindak Pidana Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya melakukan patroli di jejaring sosial.
“Pada 27 Mei 2024, tim patroli siber menemukan akun X dengan username @balapcan yang mempromosikan link akun Telegram berbayar yang menjual video mengandung muatan pornografi anak,” ujar Wakil Direktur Reserse Kriminal Kriminal (Wadirreskrimsus) Polda Metro Jaya AKBP Hendri Umar saat jumpa pers, Jumat (31/5/2024).
Penyidik lalu melacak dan mencari tahu siapa pemilik akun tersebut menggunakan sejumlah metode.
Kemudian, diketahui bahwa dalang di balik tindakan tersebut adalah pria asal Bekasi, Jawa Barat, bernama Deky Yanto (25).
Deky disebut memiliki beberapa akun X untuk mempromosikan akun Telegram-nya yang bernama Real Admin Group.
“Jadi channel Telegram (Real Admin Group) menjadi pintu masuk bagi calon pelanggan yang berminat membeli konten video yang ditawarkan (pelaku),” tutur Hendry.
Baca juga: Faktor Ekonomi Jadi Motif Deky Jual Konten Video Porno Anak di Telegram
Berdasarkan pengakuan Deky, dirinya mengelola 105 grup Telegram yang berisi 2.010 konten video porno anak.
Pelaku sengaja membuat banyak grup karena pelanggan yang baru berlangganan akan diundang ke dalam grup sesuai paket yang dipilih.
“Ada beberapa pilihan paket yang bisa dibeli. Harganya juga beragam,” tutur Hendri.
Calon pelanggan yang hendak masuk ke dalam lima grup Telegram dipatok tarif Rp 100.000.
Kemudian, untuk masuk ke 10 grup Telegram, calon pelanggan harus membayar Rp 150.000.
“Lalu, 15 grup itu Rp 200.000 dan 20 grup itu Rp 300.000. Jadi tarif makin meningkat jika ingin masuk ke banyak grup,” ungkap Hendri.
Hendri mengungkapkan, ada ratusan pelanggan yang masih aktif menikmati konten video porno anak yang dijajakan Deky. Tercatat, ada 398 pelanggan per bulan Mei 2024.
Maka dari itu, lanjut Hendri, pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap ratusan orang tersebut.