JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Pendidikan (Kasudindik) Jakarta Barat Diding mengingatkan jangan sampai ada saling tuduh dalam kasus dugaan pemerkosaan AS (15), siswi sekolah luar biasa (SLB) di Kalideres, Jakarta Barat.
Anggapan adanya saling tuduh mengemuka karena sebelumnya orangtua AS menuding kejadian pemerkosaan terjadi di sekolah, sedangkan pihak sekolah membantah adanya hal itu dengan pernyataan lainnya.
"Kami kan enggak tahu siapa pelaku pastinya, apa (pelaku) di sekolah, apa di lingkungan keluarga, apa di mana. Kan enggak boleh nuduh," kata Diding saat dikonfirmasi, Selasa (4/6/2024).
Baca juga: Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah
Dalam kasus ini, Diding meminta semua pihak untuk berhati-hati mengeluarkan pernyataan mengingat korban merupakan seorang berkebutuhan khusus.
Kepolisian maupun Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) harus berkomunikasi yang jelas dengan korban.
"Harus hati-hati banget, makanya pelan-pelan (dalam mengungkap ini)," ungkap Diding.
"Tetapi, (penanganan) harus sesuai dengan prosedur dari kepolisian ataupun Kemen PPPA," tambah dia.
Baca juga: Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi
Diberitakan sebelumnya, AS diduga diperkosa oleh teman sekelasnya. Akibatnya, AS kini mengandung 27 minggu.
Ibu AS, R, menyebut pemerkosaan terjadi di sekolah anaknya.
"Saya kasih dua foto teman sekelasnya, dan dia langsung menunjuk salah satu pelaku," kata R.
AS diketahui merupakan seorang tunarungu. Ia juga mengalami keterbelakangan dalam berbicara dan intelektual.
Sementara kepala sekolah AS, D, menuturkan, kecil kemungkinan pemerkosaan terjadi di dalam sekolah.
Baca juga: Siswi SLB yang Diperkosa Teman Sekelas di Kalideres Jalani Visum
Sebab, lima bulan sebelum kehamilan AS terungkap, sekolah sedang meliburkan siswa-siswanya karena ada ujian akhir semester dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
"Di bulan Desember (lima bulan sebelum Mei), dari segi waktu itu kan libur akhir semester," jelas D.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.