JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga yang didominasi dengan pasangan muda-mudi hingga keluarga berbondong-bondong mengunjungi pasar malam di Jalan TB Simatupang, Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (4/6/2024).
Terlepas hanya membayar uang parkir senilai Rp 3.000, masyarakat dapat menikmati berbagai macam wahana dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 15.000-Rp 25.000.
Wahana yang tersedia di pasar malam yang baru buka sejak 20 Mei 2024 ini antara lain bianglala, tong setan, komedi putar, bombom car, ombak banyu, kora-kora, rumah hantu, lempar gelang, mewarnai, dan lain-lain.
Wahana tong setan, bianglala, kora-kora, hingga ombak banyu tampaknya menjadi pilihan favorit bagi mereka.
Baca juga: Geliat Pasar Ular Jakarta Utara, Surga Barang Vintage yang Kini Mulai Terlupakan
Namun, bagi keluarga yang membawa anak, komedi putar, bombom car, hingga mewarnai menjadi pilihan menarik untuk menghibur sang buah hati.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, tidak sedikit muda-mudi yang menjajal wahana ombak banyu.
Usai membayar tiket senilai Rp 15.000, pekerja ombak banyu mengarahkan pengunjung untuk menaiki tangga setinggi dua meter agar bisa duduk di tempat yang kosong.
Saat semua tempat duduk penuh, pekerja mulai memutar ombak banyu sambil menaikturunkan wahana seiring dengan lagu “jedag jedug” yang disetel melalui pengeras suara.
Sambil sekuat tenaga memutar dan menaikturunkan ombak banyu, sang pekerja juga beratraksi dengan menjungkirbalikkan tubuh.
Aksi tersebut disambut hangat dengan para pengunjung lain yang menyaksikan ombak banyu.
Tetapi, berbagai macam reaksi timbul bagi para penumpang wahana ini. Ada yang berteriak histeris, tertawa terpingkal-pingkal, bahkan hanya semringah.
Warga Batu Ampar bernama Akram (29) mengaku senang dengan hadirnya pasar malam yang tidak jauh dari rumahnya ini.
Meski hanya seorang diri datang ke pasar malam, bagi Akram tidak masalah. Sebab, dia bisa bernostalgia dengan masa kecilnya di pasar malam ini.
“Tahu pasar malam baru banget kemarin pas pulang kerja. Saya kebetulan banget lewat sini dari arah Pasar Rebo, karena memang enggak biasa, soalnya seringnya lewat belakang Kramatjati,” kata Akram saat ditemui Kompas.com, Senin.
“Ya sudah lewat, eh sebelah kiri saya lihat ada lampu-lampu gitu. Saya tanya ke tukang parkir, katanya pasar malam. Ya sudah, hari ini, selepas pulang kerja, saya ke sini buat bernostalgia masa kecil. Baru pulang ke rumah,” ujar Akram melanjutkan.