Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wahana Ramai atau Sepi, Semua Pekerja di Pasar Malam Caglak Dapat Bagian Sama

Kompas.com - 05/06/2024, 13:02 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eko (32), kepala karyawan sekaligus pekerja di Pasar Malam Caglak, Pasar Rebo, memastikan semua pekerja mendapat bagian yang sama setiap malam.

Meskipun, jumlah pengunjung wahana yang dikelola tiap pekerja berbeda-beda. 

“Kerja sama, gotong-royong. Jadi, bareng-bareng semua. Iya, (termasuk pekerja di wahana rumah hantu yang sepi), dapat hasil sama,” kata Eko saat ditemui di Pasar Malam Caglak, Jalan TB Simatupang, Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (4/6/2024).

Di pasar malam ini, Eko mengungkapkan, setidaknya terdapat 30 orang yang bekerja setiap harinya. Kebanyakan, mereka berasal dari Jawa Tengah.

Baca juga: Warga Jaktim Pilih ke Pasar Malam Bersama Kekasih, Tak Sampai Rp 100.000 Dapat Makanan dan Hiburan

“Misal, ada 10 wahana. Nah, omzet dari 10 wahana itu dikumpulkan. Terus, 25 persen dari pendapatannya dibagi dengan jumlah karyawan. Dibagikan setiap hari,” ucap Eko.

Pria yang akrab disapa Mas Laler itu berujar, sisa dari omzet ini sengaja mereka sisihkan untuk biaya sewa lahan dan lain-lain.

“Kalau lagi ramai, satu hari bisa sampai Rp 10 juta. Itu omzet semua wahana. Kalau sepi, ya enggak sampai Rp 1 juta. Apalagi kalau hujan, enggak ada omzet,” ungkap Eko.

Hanya saja, penghasilan itu tidak termasuk dengan uang parkir. Berdasarkan keterangan salah satu juru parkir, tempat parkir dikelola oleh warga setempat serta organisasi masyarakat (ormas).

Baca juga: Geliat Pasar Malam di Jakarta: Tempat Nostalgia meski Mulai Dilupakan Masyarakat…

Eko mengungkapkan, tempat hiburan sederhana ini dibuka setiap hari mulai pukul 16.00 WIB sampai 23.00 WIB.

Kendati demikian, pasar malam ini hanya tersedia selama satu bulan mulai 20 Mei hingga 20 Juni 2024.

“Karena kan kami pindah-pindah, entar satu bulan di sini lalu pindah lagi. Kalau kami stay, masyarakat pasti bosan. Makanya demi pasar malam bertahan, kami nomaden,” kata Eko.

Oleh karena itu, para pekerja pasar malam yang jumlahnya 30 orang ini selalu bermalam di wahana masing-masing. Tidur pun beralaskan seadanya, entah kardus ataupun tikar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Diduga Berawal dari Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Diduga Berawal dari Pembacokan

Megapolitan
Satu Motor Warga Ringsek Diseruduk Sapi Kurban yang Mengamuk di Pasar Rebo

Satu Motor Warga Ringsek Diseruduk Sapi Kurban yang Mengamuk di Pasar Rebo

Megapolitan
Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Megapolitan
Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Megapolitan
Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com