Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omzet Pedagang Pakaian di Pasar Cipulir Turun 50 Persen Imbas Proyek Galian Saluran Air

Kompas.com - 08/06/2024, 07:11 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang pakaian yang berjualan di Pasar Cipulir bernama Annisa (21) mengaku, omzet tokonya turun drastis sejak adanya proyek penggalian saluran air di Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan.

“Kalau ditanya dampak (galian saluran air), omzet penjualan sih yang paling terasa,” kata dia kepada wartawan saat ditemui di tokonya, Jumat (7/6/2024).

Anisa menduga, minimnya lahan parkir di sekitar area tokonya menjadi alasan utama konsumen enggan mampir ke tokonya.

Baca juga: Galian Saluran Air di Cipulir Makan Badan Jalan, Jalan Ciledug Raya Jadi Macet

“Sebelum ada galian, motor bisa parkir di depan sini, kan ada ruang kosong sedikit tuh dari jalan raya. Tapi, semenjak ada galian, sudah enggak bisa parkir lagi pelanggan kita, soalnya sudah sempit banget,” tutur dia.

Lebih lanjut, Anisa mengungkapkan, omzetnya mengalami penurunan hingga 50 persen semenjak penggalian saluran dimulai.

“Jadi penurunan omzet lebih dari 50 persen. Karena terkadang tak ada satu pun pembeli yang datang,” ungkap Anisa.

Maka dari itu, Anisa berharap, proyek galian saluran air bisa selesai sesuai waktu yang ditentukan.

Sebab, ia meyakini tak sedikit pedagang atau pembeli yang terganggu dengan aktivitas penggalian.

Baca juga: Horor di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

“Harapannya proyek ini bisa selesai sesuai target. Sebab, banyak orang yang menggantungkan nasibnya di kawasan Pasar Cipulir,” tutup dia.

Sebagai informasi, proyek penggalian saluran air di sepanjang Jalan Ciledug Raya dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta.

Galian yang nantinya akan menjadi kolam retensi atau penampungan air sementara sengaja dibuat untuk mengatasi permasalahan banjir di kawasan lampu merah Seskoal.

Nantinya ada beberapa titik kolam retensi yang berada di bawah Jalan Ciledug Raya.

Ketika air sudah penuh, sistem secara otomatis akan menembakkan air ke arah kali terdekat, dalam kasus ini adalah Kali Pesanggrahan yang terletak di sebelah Pasar Cipulir.

Pengerjaan proyek direncanakan bakal berlangsung hingga 30 November 2024.

Baca juga: Berkah di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com