Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan, Momen "Blusukan" bagi Basuki

Kompas.com - 11/07/2013, 09:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sukacita dalam suasana bulan Ramadhan ikut dirasakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Bulan puasa kali ini menjadi momentum bagi Basuki untuk blusukan.

Aktivitas blusukan Basuki ini berbeda dari yang sudah dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Di awal Ramadhan kali ini, mereka berbagi peran. Jokowi turun langsung ke lapangan dan mengunjungi masjid-masjid di kawasan padat penduduk. Adapun Basuki memilih mengunjungi kantor-kantor pemerintahan dan menemui warga yang ikut berbuka puasa di sana. Basuki sendiri yang melontarkan ide safari Ramadhan dengan berkeliling ke kantor kelurahan, kecamatan, hingga wali kota.

Asisten Pemerintahan DKI Jakarta Sylviana Murni mengatakan, safari Ramadhan dengan konsep Ramadhan Fair itu membuat kantor kelurahan hingga wali kota terbuka untuk warganya yang ingin berbuka puasa gratis, menunaikan ibadah shalat maghrib, isya, hingga tarawih. Bahkan, di halaman kantor, ada pasar murah sederhana dari warga setempat yang menjajakan makanan hingga busana muslim.

"Itu semua idenya Pak Wagub. Kalau Pak Gubernur kan keliling-keliling masjid. Nah, kalau Pak Wagub, dia juga keliling di kantor kelurahan. Ide itu sangat cemerlang lho, mengingat beliau seorang non-muslim," kata Sylviana.

Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat, menjadi kelurahan pertama yang dikunjungi Basuki. Acara pada Rabu (10/7/2013) malam kemarin berjalan sesuai dengan rencana awal. Basuki mengaku senang dapat berkumpul bersama warga, sekaligus dapat memperkenalkan lurah dan camat hasil seleksi jabatan terbuka kepada warganya.

Selain menyapa warga Cideng, yang sebelumnya hanya dapat melihat Basuki melalui televisi, ia juga mengingatkan para pejabat pemerintahan setempat untuk turun langsung ke lapangan dan melihat bagaimana keadaan warga yang sebenarnya. Dalam semalam, terhitung sudah tiga kali Basuki mengingatkan hal serupa kepada lurah, camat, dan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat yang hadir.

"Saya tidak mau dengar ada rumah roboh atau warga yang terlantar sakit di rumah. Pak RT, Pak RW, Pak Lurah, dan Pak Camat harus mengetahui warganya karena kita semua keluarga besar yang saling memperhatikan dan saling membantu," kata Basuki.

Saat azan Maghrib berkumandang, Basuki tampak membaur dengan warga yang memadati kantor Kelurahan Cideng. Mayoritas warga yang hadir pada Ramadhan Fair malam tadi adalah ibu-ibu dan lanjut usia (lansia). Mereka tak hentinya meminta foto bersama Basuki. Ekspresi mereka bahagia dan penuh harapan. Maklum saja, kegiatan Ramadhan Fair ini juga baru pertama kali diadakan oleh Pemprov DKI.

Sambil meneguk segelas air putih dan semangkok kolak ubi, Basuki ikut menemani warga berbuka puasa sebelum shalat magrib. Sesekali Basuki bercanda dengan warga di tempat itu. Karena begitu besarnya minat ibu-ibu yang ingin meminta foto dengannya, Basuki mengingatkan agar mereka tidak lupa menjalankan shalat terlebih dulu. Basuki pun tak lupa mengingatkan Lurah Cideng Samsudin untuk beribadah shalat maghrib bersama warga. Di saat warga menjalankan ibadah, Basuki melayani permintaan wawancara dari awak media yang meliputnya di sana.

Sebelum meninggalkan lokasi, Basuki mengelilingi pasar murah di halaman kantor Kelurahan Cideng. Para pedagang yang berjualan di Kelurahan Cideng merupakan warga asli kelurahan itu. Mereka menjajakan makanan dan minuman segar untuk berbuka, seperti cappuccino cincau, jus buah, dan aneka jajanan pasar. Selain itu, ada pula yang menjajakan mainan anak hingga baju muslim.

Terdapat pula beberapa gerobak makanan, seperti ayam goreng, nasi goreng, bakso, dan es buah. Namun, mereka bukanlah warga setempat. Mereka ini biasa berjualan di pinggir jalan raya Cideng maupun berkeliling perumahan Cideng.

Selama berkeliling, Basuki melayani permintaan warga untuk berfoto. Para pedagang pun berantusias menawarkan barang dagangan mereka kepada Basuki. Setelah berkeliling selama sekitar 10 menit, Basuki kembali ke dalam kantor kelurahan untuk meminta izin meninggalkan lokasi.

Sebelum pergi, ia berpesan kepada Lurah Cideng untuk segera membuat laporan kepada Pemprov DKI agar segera memasang kamera CCTV. Menurut Basuki, salah satu fasilitas yang masih kurang di kelurahan itu adalah tidak tersedianya CCTV.

"Ini nomor antrean sudah bagus, pakai digital. Tapi belum ada CCTV-nya. Nanti segera buat laporan ke kita saja Pak untuk penyediaan CCTV karena sudah dianggarkan di APBD," kata Basuki kepada Samsudin.

Magnet Basuki membuat warga terus berkerumun hingga ia pulang. Tidak hanya para lurah, camat, dan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat yang mengantar Basuki hingga ke mobil dinasnya, beberapa warga juga masih mendampingi Basuki saat beranjak pergi.

Rencananya, Kamis (11/7/2013) sore nanti, giliran kantor Wali Kota Jakarta Barat yang akan dikunjungi Basuki. "Saya sampai hari ini, sudah mau 9 bulan jadi wagub, belum pernah liat kantor wali kota. Selama ini cuma lihat dari luarnya saja. Rencananya, saya mau ke Wali Kota Jakarta Barat," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

    Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

    Megapolitan
    Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

    Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

    Megapolitan
    Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

    Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

    Megapolitan
    Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

    Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

    Megapolitan
    DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

    DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

    Megapolitan
    Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

    Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

    Megapolitan
    Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

    Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

    Megapolitan
    Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

    Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

    Megapolitan
    DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

    DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

    Megapolitan
    Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

    Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

    Megapolitan
    Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

    Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

    Megapolitan
    DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

    DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

    Megapolitan
    Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

    Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

    Megapolitan
    Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

    Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

    Megapolitan
    Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

    Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com