Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haji Lulung, Pengusaha Tanah Abang yang Jadi Wakil DPRD DKI

Kompas.com - 28/07/2013, 20:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sosok Abraham Lunggana alias Haji Lulung mungkin tidak asing bagi warga Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun, bagi warga DKI Jakarta lainnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mungkin baru terdengar setelah meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memeriksakan kesehatan jiwanya.

Lulung kerap disebut sebagai penguasa Pasar Tanah Abang. Rumahnya pun tidak jauh dari pusat grosir terbesar di Asia Tenggara itu, di kawasan Petamburan. Dia mengaku sering disebut sebagai preman, tetapi dia tidak senang dengan sebutan tersebut.

Dalam perjalanannya duduk sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, dulunya Lulung sempat menjadi tukang sampah di Tanah Abang. Hal tersebut terpaksa dilakukan setelah ayahnya meninggal dunia.

"Saya ini delapan bersaudara, pas bapak saya meninggal, ibu saya goreng telur dipotong delapan, saya enggak tega, akhirnya saya berhenti sekolah, saya jadi tukang sampah di Tanah Abang," tutur Lulung.

Ia kemudian mengumpulkan uangnya dan belajar menjual barang bekas. Ia juga membantu pedagang-pedagang di Tanah Abang untuk membuat surat-surat kependudukan, hingga akhirnya mengelola parkir dan keamanan.

"Coba tanya siapa saja di Tanah Abang, mana pernah Lulung memeras,” ujar kelahiran 24 Juli 1959.

Lulung pun mendirikan Koperasi Bina Tanah Abang (KOBINA) sekitar tahun 1985. Ia menegaskan usahanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan premanisme.

Lulung mendirikan PT Putraja Perkasa, PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara yang bergerak di bidang jasa keamanan, kemudian PT Putraja Parking untuk operator parkir.

"Saya punya 7.000 karyawan, masa dibilang preman. Allah yang berikan saya jalan, hingga bisa jadi Wakil Ketua DPRD," tegasnya.

Perjalanan hidup Lulung pun membuat dirinya kaya raya dan masuk menjadi anggota legislatif di DKI. Selain memiliki sejumlah toko di Tanah Abang, sejumlah perusahaan, ia juga memiliki mobil mewah seharga miliaran rupiah.

Pengamatan Warta Kota, pria bercambang panjang ini sejak sebulan lalu selalu memarkir kendaraannya di gedung DPRD DKI Jakarta. Kendaraan Jeep Wrangler hijau itu selalu menarik perhatian siapa pun yang melewati area parkir DPRD DKI Jakarta.

Pelat nomor polisi keluaran Bali menempel di bempernya. Nomor DK 11 HL yang angka pertamanya digeser dekat huruf DK sering terbaca menjadi DKI 1 HL. Dua huruf terakhir menggambarkan nama sebutannya, Haji Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com