Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2013, 08:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung menghubungi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana saat bertemu dengan Rajjam Ahok (Rakyat Jakarta Jahit Mulut Ahok), Senin (29/7/2013). Basuki mengajak pengusaha Tanah Abang itu untuk bertemu.

Basuki: Assalamualaikum Pak Haji.
Lulung: Iya, Pak Ahok.

Basuki: Ini kita dipersepsikan saling nyerang kita berdua ini.
Lulung: Makanya begini...

Basuki: Saya pakai speaker phone ini, saya pakai speaker phone. Semua dengar ini, Pak.

Pada kesempatan itu, Lulung menjelaskan bahwa Rajjam Ahok, yang membelanya, datang bukan atas perintahnya. Menurut Lulung, mereka datang menemui Basuki atas kemauan sendiri.

Lulung: Persoalannya mereka tersinggung, bukan saya yang tersinggung, karena saya dibilang enggak ngerti aturan ketertiban umum.
Basuki: Saya tahu, Pak.

Lulung: Saya ini menyikapi UU 32 tahun 2004 Pasal 27 tentang gubernur dan wakil gubernur, etika, dan norma menjalankan kepemerintahan. Bapak sudah banyak komentar-komentar yang kontraproduktif, sudah banyak yang provokatif. Kalau kita bicara terus, kita diadu, Pak.

Basuki: Kita stop di media, Pak. Kita ketemu aja, kita ngomong.

Menurut Lulung, PKL Tanah Abang sudah terprovokasi dengan ucapan Basuki. Dia juga keberatan disebut Basuki tidak mengerti tentang Perda Ketertiban Umum.

"Ngomong, Haji Lulung itu bego tidak mengerti tentang kepentingan umum, semua dengar. Kalau ini cuma sedikit," kata dia melalui telepon tersebut.

Lulung juga menegaskan bahwa turunnya Rajjam Ahok ke Balaikota DKI Jakarta bukan atas perintahnya. Dia hanya mempersilakan mereka melakukan aksi, selama tidak rasial.

"Kalau rasis saya lawan, saya lawan sampai mati. Kalau rasis (rasial) saya enggak suka. Terima kasih tidak rasis (rasial)," kata Basuki menimpali.

Kemudian, Lulung meminta Basuki juga tidak rasialis. "Pak Ahok juga jangan rasis (rasial). Jangan memancing lagi. ucapan emang Tanah Abang punya nenek moyang lo, itu rasis (rasial), Pak. Jangan merendahkan orang. Itu rasis (rasial) itu," kata Lulung.

"Itu tidak boleh, Pak Ahok jangan mancing lagi. Kita semua orang pintar, Bapak orang pintar, kita orang pintar," ujar Lulung lagi.

Lulung pun berpesan agar Basuki mempelajari lagi UU No 32 Tahun 2004, yang kemudian diiyakan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta yang terkenal tegas dan tak ada takutnya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com