JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Centre of Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, menyatakan bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebaiknya menggunakan cara persuasif untuk meyakinkan Wakil Ketua DPRD DKI, Abraham Lunggana atau Lulung. Dengan begitu, permasalahan relokasi pedagang kaki lima di Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak berlarut-larut.
Hal itu disampaikan Kristiadi terkait rencana relokasi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Basuki menyatakan bahwa keberadaan PKL di badan jalan telah membuat kemacetan di kawasan Tanah Abang. Basuki juga menyatakan akan memidanakan PKL yang menolak relokasi itu.
"Sekarang ini urusannya bagaimana Mas Ahok (Basuki) ini bisa menjelaskan ke Pak Haji (Lulung) itu kalau tindakan yang sedang dilakukannya justru akan menguntungkan pihak PKL," jelas Kristiadi.
Menurutnya, dengan bersikap persuasif, Basuki bisa mendapatkan dukungan dari publik. Dukungan publik tersebut juga dinilai dapat membuat Lulung lebih netral dan seimbang dalam memberikan sikap terkait masalah PKL di Tanah Abang tersebut.
"Kalau dengan cara seperti itu, saya yakin publik bisa luluh dan Haji Lulung ini juga akan memberikan sikap yang lebih balance terhadap masalah ini," ujarnya.
Belum lama ini Basuki menyampaikan bahwa dia sangat menyayangkan jika ada oknum anggota DPRD yang bermain di Tanah Abang dan menjadi faktor penghambat relokasi PKL Tanah Abang. Lulung merasa tersinggung oleh pernyataan tersebut. Lulung juga menyebutkan bahwa sikap keras Basuki telah membuat PKL Tanah Abang bergolak. Ia menilai para PKL akan menolak tawaran Pemerintah Provinsi DKI untuk pindah ke Pasar Blok G Tanah Abang.
Saat ini sebagian PKL Tanah Abang sudah sepakat untuk pindah ke dalam Pasar Blok G. Namun, pengelola rumah potong hewan di pasar tersebut menolak untuk pindah. Mereka menuntut Pemprov DKI menyediakan tempat pengganti di sekitar Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.