Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.200 Buruh di JIEP Pulogadung Dipecat

Kompas.com - 19/08/2013, 15:57 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 1.200 buruh di Jakarta Industrial Estate Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur, terpaksa dipecat. Pemutusan hubungan kerja itu terjadi karena perusahaan yang mempekerjakan mereka tak sanggup menggaji pekerja sesuai upah minimum provinsi.

"Ada sekitar 1.200 buruh dari sekitar 60 perusahaan yang terpaksa dirumahkan," kata Ketua Hubungan Industrial Dewan Pengurus Kota Apindo Jakarta Timur Bambang Adam kepada wartawan, Senin (19/8/2013) siang.

Bambang mengatakan, perusahaan-perusahaan itu tak sanggup memenuhi upah minimum provinsi (UMP) yang dianggap terlalu tinggi. Alasan lainnya, order ke perusahaan itu kian bulan semakin menurun. "Perusahaan kesulitan melakukan pengupahan kepada buruh itu, makanya dirumahkan," ujarnya.

Menurut Bambang, PHK merupakan kebijakan yang paling rasional bagi perusahaan untuk dapat melanjutkan roda perusahaannya. Ia mengatakan, para buruh itu akan di-PHK secara bertahap mulai Agustus 2013. Ia menyebutkan, ada perusahaan yang terpaksa memecat 200 buruh, ada pula yang merumahkan 40 atau 60 buruh.

Di kawasan industri Pulogadung tersebut, terdapat sekitar 300 pabrik yang memproduksi berbagai kebutuhan, mulai dari garmen, farmasi, elektronik, hingga kertas. Berdasarkan keputusan Dewan Pengupahan DKI Jakarta, perusahaan-perusahaan itu wajib membayarkan upah sesuai UMP DKI 2013 sebesar Rp 2.216.243,68. Angka itu lebih rendah dibanding tuntutan buruh Rp 2.799.067.

Angka tersebut didapat setelah sebelumnya digelar rapat beberapa perwakilan buruh yang menyerahkan rekomendasi UMP DKI 2013 sebesar Rp 2.799.067 atau 141,45 persen dari kebutuhan hidup layak (KHL) yang telah ditetapkan nilainya sebesar Rp 1.978.789. Tuntutan tinggi para buruh dilandasi karena selama kurun waktu lebih dari lima tahun, nilai UMP DKI kerap di bawah dari hasil survei KHL pekerja lajang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com