Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Panggil Pengelola ITC Mangga Dua

Kompas.com - 04/09/2013, 17:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Unek-unek sejumlah pedagang di ITC Mangga Dua, Jakarta Utara, yang mengeluhkan soal pemadaman listrik sepihak oleh pengelola gedung, mendapat tanggapan dari Gubernur DKI Joko Widodo. 

Saat bertemu dengan para pedagang, Rabu (4/9/2013) sore ini, Jokowi, begitu Gubernur DKI biasa disapa, mengaku telah mendapatkan laporan lengkap soal permasalahan yang terjadi di ITC Mangga Dua. Ia pun berjanji akan memanggil pihak pengelola.

"Saya sudah tahu semuanya. Datanya sudah komplet. Sore ini kita akan bicarakan, (pengurusnya) sudah kita panggil," ujarnya di Balaikota, Rabu.

Belasan pedagang ITC Mangga Dua mendatangi Balaikota untuk yang kedua kalinya. Mereka ingin menindaklanjuti pengaduannya terkait pemadaman lampu kios secara sepihak oleh pengelola.

Jokowi meminta para pedagang yang merasa dirugikan atas tindakan pengelola di lokasi berjualan di sana untuk bersabar.

Keberhasilan menyelesaikan masalah tersebut, ujar Jokowi, butuh komunikasi tegas dan bisa membutuhkan waktu yang tak sebentar. "Setelah kita panggil, mereka jelaskan ke kita, baru kita bisa jelaskan ke ibu-ibu dan bapak-bapak ini, kalau sekarang ya belumlah," lanjutnya.

Menanggapi rencana pemanggilan pengelola oleh Gubernur, sejumlah pedagang mengapresiasi  Jokowi. "Terima kasih Pak, kita ngadu ke sini karena kayaknya cuma Bapak yang bisa selesaikan masalah ini. Kios kita gelap, sepi yang beli," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 672 kios di ITC Mangga Dua gelap gulita sejak Senin (2/9/2013) lalu. Masalahnya, pihak pengelola gedung memadamkan lampu kios itu. Mereka beralasan, biaya operasional naik sehingga biaya iuran pedagang juga harus naik.

Di sisi lain, pedagang mengaku sangat dirugikan. Pasalnya, pihaknya telah membayar iuran bervariasi sebesar Rp 5 hingga Rp 8 juta per bulannya kepada Perhimpunan Pedagang Rumah Susun (PPRS), organisasi yang mewadahi para pedagang.

Para pedagang menuding, PPRS tak mengelola iuran secara tak transparan. Indikatornya ialah PPRS tak pernah melaporkan laporan keuangan kepada anggota. PPRS juga beranggotakan bukan pedagang, melainkan karyawan pengembang bangunan dan pihak lainnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com