"Yang jelas berdua berusaha untuk meringankan pekerjaan pasangannya, dan sama-sama bekerja keras," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (9/9/2013).
Menurutnya, sudah ada pembagian tugas antara dia dan Jokowi untuk mengurus Jakarta. Apabila Jokowi bertugas untuk turun ke lapangan dan melihat segala permasalahan masyarakat di lapangan, Basuki bertugas untuk memperbaiki birokrasi Pemprov DKI dan mengawasi jalannya program unggulan.
Basuki mengatakan, segala tugas yang diberikan Jokowi kepadanya sebaik mungkin akan diselesaikan. Menurut dia, tidak ada kesulitan dalam menjalankan pemerintahan bersama Jokowi. Sebab, keduanya sama-sama berniat untuk bekerja memperbaiki permasalahan yang ada.
"Saya kira kalau dua-duanya niat dan tujuannya sama untuk bekerja, pasti sama-sama bekerja. Tapi, kalau kerja berdua saja, sudah teler setengah mati," kata Basuki.
Basuki mengaku telah mengenal sosok yang disebut-sebut menjadi calon presiden RI itu sebelum maju mendaftar sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. Sejak pertemuannya itu, Basuki mengaku telah mendapatkan chemistry dengan Jokowi.
Satu prinsip yang terus diingat oleh pria yang akrab disapa Ahok itu adalah, selagi ada pembagian pekerjaan, tak akan mungkin tumbuh konflik. Terlebih lagi, saat itu Jokowi mengatakan, kalau ia mampu menyelesaikan semua permasalahan Jakarta, ia akan selesaikan.
Fakta yang ada di lapangan ternyata Jokowi tidak mampu mengerjakan problem multikompleks Jakarta, begitu pula dengan Basuki. Oleh karena itu, kata Basuki, mereka "menggembleng" pegawai negeri sipil (PNS) DKI untuk mau memajukan Jakarta bersama mereka.