Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Bersih yang Masih Sebatas Slogan

Kompas.com - 12/09/2013, 07:46 WIB

 


JAKARTA, KOMPAS.com —
Program Jakarta Bersih yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru sekadar slogan. Belum banyak kelurahan di Jakarta yang langsung mengikuti program Jakarta Bersih.

Tidak heran ketika Kompas memantau Kali Cipinang, Rabu (11/9), di RT 012 RW 002 Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur, beragam sampah rumah tangga, seperti plastik, kertas, dan kayu, masih memenuhi kali. Air di Kali Cipinang pun berwarna hitam pekat dan berbau tidak sedap.

Tumpukan sampah yang menggunung dan tak diangkut itu dipenuhi nyamuk yang berisiko mendatangkan penyakit bagi warga di sekitar kali.

Hal ini, antara lain, disebabkan oleh minimnya fasilitas pembuangan sampah dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Basuki Widodo, salah seorang tokoh masyarakat di RT 012, mengakui, masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan di kali. Akan tetapi, ujar Basuki, pihaknya juga kesulitan untuk mengakses tempat pembuangan sampah (TPS).

”Jalan dari permukiman warga menuju TPS berjarak sekitar 500 meter. Gerobak sampah pun cukup kesulitan untuk menuju tempat itu karena lebar jalan hanya sekitar 50 sentimeter. Akibatnya, banyak warga yang malas membuang sampah di TPS,” tutur pria berusia 40 tahun ini.

Basuki mengungkapkan, hanya terdapat satu TPS yang disediakan bagi enam RW atau sebanyak 6.866 keluarga yang tinggal di sekitar kali.

”TPS itu tidak mampu menampung sampah dari seluruh warga,” tuturnya.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin mengakui, hanya terdapat 191 TPS untuk 2.700 lebih RW di Jakarta. Namun, dia menyatakan tahun ini pihaknya akan membangun TPS secara bertahap.

Unu pun menyatakan sudah melakukan sosialisasi dengan semua kelurahan terkait dengan rencana pemberian denda administratif bagi warga yang membuang sampah di kali.

”Denda ini untuk memberikan efek jera bagi warga yang masih melanggar. Apabila mereka tidak mau membayar, tidak menutup kemungkinan dijerat denda kurungan,” tutur Unu. (K06)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com