Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pelajar "Dianaktirikan" Sopir Angkot

Kompas.com - 12/09/2013, 09:25 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sopir angkutan umum kerap tidak memedulikan pelajar yang ingin naik ke mobilnya. Pelajar yang "dicuekin" sopir pun hanya bisa gigit jari.

Sikap "menganaktirikan" sopir kepada pelajar tak lain karena terkait ongkos. Sopir merasa rugi jika pelajar hanya bayar Rp 2.000, sementara tarif non-pelajar Rp 3.000.

Seperti pantauan Kompas.com pada Kamis (12/9/2013) pagi, sopir angkutan KWK 05 tujuan Tanjung Priok-Cilincing menolak beberapa pelajar karena lebih memilih mengangkut penumpang dewasa.

"Naik yang lain aja ya, dek, masih banyak tuh di belakang (angkutan)," ujar sopir itu kepada pelajar SD yang hendak menaiki mobilnya.

Ketika mobil sudah meninggalkan pelajar tersebut, sopir justru menggerutu. "Enak aja cuman bayar Rp 2.000. Mending naik yang lain," ucap si sopir.

Hal serupa juga diutarakan sopir Mikrolet 14 tujuan Tanjung Priok-Cilincing yang menolak mengangkut pelajar SMP. Si sopir sengaja tidak berhenti walaupun mobilnya masih bisa mengangkut penumpang.

Sementara itu, Sarah (13), siswa SMP 244 Jakarta, mengaku bingung. Sebab, ia juga sering kali ditolak KWK karena memakai seragam sekolah.

"Sopir kadang enggak mau ngangkut pelajar. Kadang malah kita bilang dulu bakal bayar Rp 3.000 baru abangnya mau ngangkut kita," ujarnya.

Zamiroh (24), warga Rorotan, Jakarta Utara, menceritakan saat dia menumpang angkot 02 jurusan Semper-Rorotan. Ia melihat sopir angkot memarahi siswi SMP yang hanya membayar tarif Rp 2.000.

"Saya lihat sendiri, si pelajar itu mau menangis dibentak sopir. Harusnya pemerintah tegas terhadap sopir yang seperti itu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com