Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Makan Dipotong, Sopir Transjakarta Koridor IX dan X Mogok

Kompas.com - 13/09/2013, 11:45 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan sopir transjakarta koridor IX Pluit-Pinang Ranti dan koridor X Tanjung Priok-Cililitan melakukan aksi mogok, Jumat (13/9/2013) sejak pukul 05.00. Akibatnya, puluhan penumpang memadati selter transjakarta sepanjang koridor tersebut.

Salah seorang penumpang di Selter Pinang Ranti, Sawiyah (38), mengatakan tidak mengetahui adanya aksi mogok para awak bus. "Saya enggak tahu ada pemogokan karena sebelum ini memang selalu agak lama dan tidak ada pemberitahuan oleh petugas," ujarnya.

Wanita yang tinggal di kawasan Halim, Jakarta Timur, itu berencana menuju kantornya di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ia memperkirakan bakal telat sampai kantornya.

Petugas Selter Pinang Ranti, Hasan (29), membenarkan bahwa ada aksi mogok di koridor IX. Ia mengatakan, sejak pagi tidak ada transjakarta yang melintas di koridor IX. "Kita sejak pagi mem-back up bus dari koridor X. Kita tidak tahu penyebab mereka mogok sampai kapan, yang jelas kita baru terima arahan dari kantor untuk mengalihkan bus untuk hari ini ke koridor IX," kata Hasan di Selter Pinang Ranti.

Salah seorang supir transjakarta koridor IX, Sura (45), mengatakan, sekitar 60 sopir mogok kerja karena pemotongan uang makan yang dilakukan oleh operator, yakni Trans Mayapada Busway. Selama ini mereka diberi uang makan sebesar Rp 55.000 per hari. Sejak pekan lalu, uang yang diberikan saban minggu itu dipotong Rp 15.000. "Sampai saat ini menunggu bagaimana kebijakan perusahaan," ujarnya.

Kepala Unit Pengelola (UP) Transjakarta Pargaulan Butarbutar mengatakan sudah menerima laporan tentang aksi mogor pengemudi transjakarta koridor IX dan X. Namun, ia belum menerima laporan detail tentang penyebab mogok kerja para sopir.

"Untuk mengantisipasi agar tidak terganggunya layanan, saya sudah memerintahkan untuk dialihkan ke bus yang sedang tidak operasi. Kita belum terima laporan detail permasalahannya, nanti siang baru akan kita rapatkan," kata Pargaulan saat dihubungi wartawan, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com