Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Diadukan, Pengelola Rusun Cegah Warga Lapor Dinas

Kompas.com - 20/09/2013, 14:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penghuni rumah susun sewa Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, geram dengan pihak pengelola rusun. Sejumlah fasilitas yang rusak tidak kunjung diperbaiki pengelola. Bahkan, penghuni dilarang melaporkan hal tersebut ke dinas terkait oleh pengelolanya.

Yesiana Siahaan (64), salah satu penghuni rusun yang tinggal di Blok D itu mengungkapkan, sejak dirinya pindah ke rusun sekitar tujuh bulan silam, kondisinya sudah tidak layak. Salah satu ruangan hunian itu mengalami kebocoran dari kamar mandi hunian di atasnya.

"Saluran pembuangan kamar mandi semuanya cuma pakai pipa dan dibuang ke selokan, bukan ke septic tank. Jadinya bau dan enggak sehat," ujarnya ditemui Kompas.com, Jumat (20/9/2013).

Bahkan, lanjut wanita yang biasa disapa Yesi itu, ada beberapa pipa pembuangan yang patah. Hal itu menyebabkan air limbah rumah tangga luber ke lahan kosong yang ada di rusunawa. Yang juga membuat penghuni tak nyaman, genangan air memunculkan cacing, apalagi saat musim hujan tiba.

Tidak hanya itu, lorong tempat seharusnya elevator dibangun mangkrak begitu saja. Oleh warga yang tak bertanggung jawab, lorong itu pun dijadikan tempat pembuangan hingga sampah menumpuk dan menyebabkan bau tidak sedap bagi warga.

"Sekitar tiga bulan lalu, kita sudah mengadukan ke pengelola. Tapi enggak ada tanggapan. Pas kita ancam mau lapor ke dinas, pengelola malah mencegah, dia bilang 'iya diperbaikin asal jangan melapor ke dinas', sudah ketahuan kan," ujarnya.

Gubernur DKI Joko Widodo sempat meninjau rusun tersebut saat meresmikan peletakan batu pertama di lahan kompleks Rusun Pulogebang yang masih kosong, Jumat pagi. Jokowi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat ada pipa kamar mandi yang menjulur ke selokan. Terlebih beberapa di antaranya rusak.

Tanpa berkata banyak, ia pun meninggalkan lokasi tersebut. "Iya sudah dilihat, itu urusannya dinaslah, jangan semuanya saya," tegasnya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com