Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Setiap Hari, Buruh Tak Takut Dipecat

Kompas.com - 06/11/2013, 19:46 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi unjuk rasa para buruh terus dilakukan hingga tuntutan mereka dipenuhi. Buruh tidak khawatir akan mendapatkan sanksi dari perusahaan akibat berunjuk rasa setiap hari.

Seorang buruh bernama Nanang (30) mengatakan tidak takut dipecat karena berunjuk rasa. Menurut dia, aksi demonstrasi ini dilindungi Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

"Saya enggak takut dipecat karena demo adalah kebebasan berserikat setiap pekerja dan buruh. Jadi, sudah dilindungi undang-undang," ujar Nanang saat ditemui Kompas.com di jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (6/11/2013).

Nanang mengaku dirinya tidak membolos kerja karena ia baru masuk kerja pada shift kedua sore hari. Karyawan PT Yamaha Music di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, itu mengatakan akan terus memperjuangkan tuntutan buruh lewat aksi unjuk rasa. "Intinya kami sudah komitmen sampai tuntutan kami terpenuhi," ujar Nanang.

Hal senada diungkapkan oleh Toni (28), karyawan PT IGP yang bergerak di bidang otomotif. Toni mengatakan, ia dan kawan-kawan serikat buruh tidak khawatir akan dipecat dari perusahaan. "Kami enggak takut ikut aksi ini karena UU Nomor 21 Tahun 2000 sudah mengatur kebebasan berserikat dan aksi kami sudah sesuai prosedur," katanya.

Toni mengklaim bahwa aksinya mendapat izin dari perusahaan karena ia menjadi salah satu pengurus serikat buruh. Selain itu, dirinya tetap bekerja karena masih ada waktu untuk bekerja seusai berunjuk rasa.

"Kantor memperbolehkan kami, tetapi hanya 15 orang karena kami pengurus SPLEM SPSI dan kami juga tidak bolos. Kalau shift satu berarti dikasih dispensasi, kalau shift dua dan tiga mereka tetap bekerja, kan aksinya hanya sampai sore," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com