Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto menceritakan, Heny sering mengunjungi tempat kerja Suherman di salah satu mal di kawasan Senayan. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya beranjak lebih intim.
"Tersangka merupakan teman kencan korban yang kenal di tempat pijet di sebuah mal pada awal tahun 2010," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Jumat (6/12/2013).
Pada 31 Oktober, Heny meminta Suherman ke tempat indekosnya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Namun, permintaan itu ditolak. "Karena menolak, korban tak terima dan terjadilah pertengkaran mulut," ujarnya.
Suherman sempat dilempar botol minyak tawon dan Heny berusaha menusuk Suherman dengan pisau buah yang terdapat di meja. Ketika Suherman menangkis percobaan penusukan tersebut, pisau itu malah mengenai Heny sendiri. Kemudian, Suherman malah menusukan kekasihnya itu berkali-kali.
Karena panik, Suherman menghubungi seorang temannya yang berinisial SW, untuk membantunya membuang mayat Heny. Keduanya membawa jenazah dengan mobil Toyota Avaza berwara abu-abu yang sudah disewa.
"Ketika itu muncullah ide untu memasukan mayat korban ke dalam koper. SW dibayar Rp 1 juta untuk membantu membuang jenzah. Saat ini SW masih dalam pengejaran," kata Heru.
Jasad Heny dimasukan ke dalam koper berwarna coklat berikut handuk merah marun, kemudian koper tersebut digembok. Sebelum dibuang di sungai di daerah Gunung Sindur, koper tersebut diikat dengan tali nilon berwarna hijau, yang diikatkan ke batu.
Suherman yang merupakan Warga Petukangan, Jakarta Selatan ini ditangkap di tempat kerjanya pada Kamis (5/12/2013) malam. Saat ini, ia ditahan di Rumah Tahanan Polda Metro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.