Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Jenazah Awak KRL Dilepas dalam Upacara Penghormatan di Stasiun Gambir

Kompas.com - 10/12/2013, 17:20 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebelum disemayamkan di rumah masing-masing, tiga jenazah petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang menjadi korban tabrakan antara KRL dan truk tangki di Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, akan dilepas dalam upacara penghormatan di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.

"Menurut info dari PT KAI, dari sini langsung dibawa ke Gambir dulu, akan ada upacara penghormatan, nanti baru dilepas ke Purworejo," ujar paman Darman Prasetyo, Suroyo, di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (10/12/2013). Darman adalah masinis yang tewas dalam musibah tabrakan antara KRL dan truk tersebut.

Upacara penghormatan tersebut rencananya dilaksanakan pukul 17.00. Namun, karena sampai saat ini peti jenazah belum datang di rumah sakit, acara penghormatan tersebut diundur menjadi pukul 18.00.

Setelah upacara penghormatan di Stasiun Gambir, ketiga jenazah tersebut dibawa ke rumah mereka masing-masing. Darman akan dibawa ke Purworejo, Jawa Tengah; Agus Suroto (asisten masinis) akan dibawa ke Cepu, Jawa Tengah; dan Sofyan Hadi (teknisi kereta) akan dibawa ke Bekasi, Jawa Barat.

Suroyo mengatakan, Darman akan langsung diangkut dalam gerbong jenazah pada rangkaian Kereta Api Argo Bima ke Stasiun Jenar, Purworejo. Setelah itu, jenazah akan dibawa ke Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. "Nanti yang ikut dalam rangkaian tersebut saudara sepupunya ada lima orang, diberangkatkan jam 20.00. Kalau saya nanti ikut kereta selanjutnya yang jam 21.00," ujar Suroyo.

Darman meninggalkan seorang istri bernama Resa Felina (25) dan seorang anak bernama Faris (3). Mereka tinggal di Desa Jenar Wetan, Kecamatan Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah.

Darman telah empat tahun mengabdi di PT KAI dan mulai bekerja sebagai masinis pada 2011. Darman menghabiskan masa kecilnya hingga SMK di Tegal, Jawa Tengah, setelah orangtuanya bekerja di Dinas Perhubungan Laut dengan penempatan di Tegal. Setelah lulus SMK, Darman merantau ke Jakarta. Selama di Jakarta, ia tinggal bersama Suroyo. Di mata sang paman, Darman dikenal baik dan pekerja keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com