Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajal Bus "New Metromini", Basuki Klaim Kantongi SIM B1

Kompas.com - 10/12/2013, 17:57 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bak seorang sopir metromini andal, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjajal bus prototipe "New Metromini" yang diparkir di depan Balaikota Jakarta, Selasa (10/12/2013).

Saat masuk ke dalam bus, pria yang akrab disapa Ahok itu langsung duduk menuju kursi pengemudi dan langsung memegang kendali setir. "Ayo mau ke mana kita? Aku enggak punya SIM A, SIM aku B1 (truk) lho," kata Basuki saat mencoba bus "New Metromini", di Balaikota Jakarta, Selasa (10/12/2013).

Tangannya pun langsung memutar setir dan mencoba menarik tuas transmisi. Ternyata, ia langsung memutar kunci dan menyalakan mesin bus "New Metromini" itu. Melihat kondisi awak media yang berlomba mengambil momen saat Basuki menjadi sopir, putra daerah Belitung itu langsung mengimbau media untuk berhati-hati dan jangan sampai menyenggol tuas transmisi. Sebab, apabila tersenggol sedikit saja, busnya akan bergerak maju.

Lebih kurang lima menit Basuki "alih profesi" menjadi sopir metromini. Sesekali ia mengeluarkan guyonan ala sopir metromini. "Kalau sopir biasanya begini kan, ngerokok duduknya nyamping begini, ha-ha-ha," kata Basuki seraya menyampingkan duduknya dan menyimpulkan kedua tangannya bak seorang sopir yang sedang merokok.

Salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang transportasi, PT Citibus Intermoda, menawarkan konsep pengelolaan baru terhadap manajemen angkutan umum metromini kepada Pemprov DKI Jakarta.

Presiden Direktur PT Citibus Intermoda Marulam Hutabarat menawarkan sistem setoran harian dengan manajemen yang berdasarkan best market practice good corporate governance.

Dalam sistem baru itu, lanjut dia, Citibus menggaji para pengemudi dan kernet dengan gaji bulanan di atas upah minimum provinsi (UMP). Selain itu, pengemudi dan kernet akan mendapatkan jaminan asuransi kesehatan, Jamsostek, dan bonus prestasi.

Dengan demikian, Marulam mengklaim apabila DKI dan metromini menerima tawarannya, maka sebagai operator akan mengutamakan kesejahteraan para pramudi. "Dengan sistem tata kelola yang baru ini, kami ingin memastikan para penumpang merasa aman, nyaman, tepat waktu, tidak ada lagi sopir tembak, ugal-ugalan, dan ngetem sembarangan," kata Marulam.

Di samping itu, PT Citibus Intermoda juga akan membiayai 100 persen peremajaan metromini tanpa mengambil alih kepemilikan. Sehingga, para pemilik metromini dapat memiliki unit-unit kendaraan yang sudah diremajakan.

Nantinya, pengelolaan operasional sepenuhnya diberikan kepada Citibus dan berikutnya diterapkan sistem bagi hasil dengan para pemilik metromini. Program peremajaan bus tersebut berjalan secara bertahap dalam kurun waktu selama lima tahun dengan total target 3.000 unit dan diimpor dari China.

Adapun kapasitas penumpang mencapai 40 orang dengan tempat duduk untuk 22 orang. Bus-bus baru tersebut akan dilengkapi dengan pendingin udara, televisi, Wi-Fi, dan sistem global positioning system (GPS).

PT Citibus Intermoda juga telah memiliki pul di kawasan Tangerang Selatan seluas 5 hektar. Rencananya, ia juga akan mencari pul baru di Jakarta agar lebih terhubung dengan trayek masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com