Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bantaran Rel Kereta Pesing Belum Tersentuh Bantuan

Kompas.com - 13/01/2014, 17:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga Kampung Pesing Koneng RW 08, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengungsi ke dekat bantaran rel kereta terdekat akibat banjir yang terjadi setelah hujan mengguyur Jakarta sejak Minggu (12/1/2014) kemarin. Hingga kini, warga yang mengungsi itu belum mendapatkan bantuan.

Ismawati (32) dan ketiga anaknya tampak lesu menunggu bantuan yang tak kunjung tiba. "Dari jam 7 pagi, banjirnya sudah sepinggang orang dewasa. Saya sudah bingung mau ke mana lagi," kata Ismawati yang tinggal selama dua tahun di daerah tersebut, Senin (13/1/2014).

Ia berharap bantuan dari pemerintah segera tiba agar keluarganya dan warga lain bisa mengisi perut pada malam hari. Warga juga berharap agar hujan tak turun lagi malam ini maupun hari-hari berikutnya.

Lastri (50), yang mengungsi di rel bersama anak-anaknya, juga mengalami nasib serupa. Karena tak banyak hujan hari ini, ia dan keluarganya dapat membersihkan genangan air yang masuk ke dalam rumah semipermanennya. Saat ini mereka masih mengungsi di tenda-tenda yang didirikan di dekat rel kereta api karena lokasinya lebih tinggi dan tidak terendam banjir.

Perempuan yang sudah menetap di sana selama lebih dari 30 tahun itu mengungsi bersama lima anggota keluarganya yang lain. "Keluarga ibu yang mengungsi enam orang. Suami, anak, menantu, dan cucu dua orang. Ini ibu lagi jagain cucu," ujar Lastri.

Untuk saat ini, Lastri dan keluarganya masih dapat menghadapi musibah tersebut. Namun, ia mengkhawatirkan kondisi cucunya yang baru berusia 2 tahun. Ia berharap ada bantuan obat-obatan dan perlengkapan kebersihan agar keluarganya tetap sehat.

Ketua RT 12 RW 08 Kedoya Utara, M Jimbo, mengatakan, sebanyak 200 kepala keluarga di wilayahnya mengalami musibah banjir. Ia menyebutkan, tenda-tenda yang didirikan di pinggir rel merupakan inisiatif warga. Menurut Jimbo, saat ini yang paling dibutuhkan warga adalah makanan siap saji, obat-obatan, seprai, makanan pendamping untuk bayi, dan perlengkapan kebersihan. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan aparat Kecamatan Kebon Jeruk untuk penyaluran bantuan.

"Kasihan anak-anak kecil. Belum ada bantuan sama sekali, banyak warga mengeluh sama saya," kata Jimbo.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, puluhan warga tampak berlindung di bawah terpal di sisi rel kereta api Pesing. Warga juga membawa beragam bungkus baju dan air mineral di dalam terpal tersebut. Mereka tidur dengan beralaskan tikar di atas batu-batu dan aspal yang kasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com