"Namanya juga cari-cari cara supaya gimana cara mecat Ahok (panggilan Basuki) gitu," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (3/2/2014).
Jika dia diminta mundur karena mengatakan sulit untuk menyelesaikan banjir di Jakarta, terutama terkait relokasi warga di bantaran kali, Basuki menegaskan dirinya tidak pesimistis. Dia menegaskan tidak pernah pesimistis untuk mengatasi segala permasalahan di Ibu Kota.
Basuki menjelaskan, apabila warga Kampung Pulo tidak mau direlokasi ke rusun dan tetap mendirikan bangunan di bantaran kali maupun waduk, mereka akan tetap terkena banjir. Sebab, debit air Kali Ciliwung akan meluap begitu mendapat kiriman dari daerah hulu seperti Bogor.
Oleh karena itu, warga Kampung Pulo diimbau memberikan lahan sebanyak 20 meter untuk dibebaskan yang kemudian digunakan untuk normalisasi Kali Ciliwung.
"Kalau anda (warga Kampung Pulo) enggak mau pindah, ya enggak bisa. Makanya, aku enggak tahu salah aku ngomong di mana ya?" tanya Basuki.
Sebelumnya, Lulung mengimbau Basuki untuk mundur apabila tidak mampu mengatasi masalah banjir.
"Ahok bilang sampai kiamat banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, tidak akan pernah bisa diatasi, jelas ini pernyataan pesimis. Kalau pemimpinnya sudah pesimis seperti ini, lantas rakyat Jakarta minta pertolongan siapa lagi? Kalau pesimis begini, mundur saja," ujar Lulung.
Menurut Lulung, pernyataan Basuki tersebut sangat menyakiti hati warga Kampung Pulo. Lulung mengaku sudah mendapatkan pengaduan warga Kampung Pulo kepada dirinya.
Ia mengatakan, sebelum jadi wagub, Basuki pernah membuat kontrak politik dengan rakyat Jakarta. Kontrak politik itu antara lain akan menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.