Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Baru Berkarat, Dishub DKI Dianggap Teledor

Kompas.com - 10/02/2014, 15:31 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Ellen Tangkudung menilai kasus rusaknya sejumlah komponen pada 5 bus baru transjakarta dan 10 unit baru bus kota terintegrasi busway atau BKTB sebagai akibat keteledoran Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ellen mengatakan, pada setiap pengadaan barang, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) menerjunkan tim penerima sekaligus pemeriksa barang. Ellen mempertanyakan mengapa tim tersebut meloloskan barang yang tidak berkualitas baik, padahal sudah melalui prosedur.

"Penanggung jawab barang itu tetap si pemenang tender. Namun, harusnya ketika datang, pemeriksa Dishub DKI memeriksa, apa barangnya itu sudah sesuai apa belum spesifikasinya," ujar Ellen kepada Kompas.com, Senin (10/2/2014) siang.

Dia menengarai pemeriksaan dilakukan dengan sistem sampling sehingga tidak seluruh unit bus terpantau kualitasnya. Jika sudah demikian, Ellen menyarankan agar Inspektorat Pemprov DKI Jakarta menguji ulang transjakarta dan BKTB baru itu. Pengujian bukan oleh montir Dishub DKI, tetapi Kementerian Perhubungan. "Supaya alasan kecipratan air laut itu diterima ahli, benar atau enggak. Saya rasa yang ahli bisa dari Kemenhub karena mereka kan juga bertanggung jawab soal uji kelaikan angkutan," ujarnya.

Ellen menyarankan agar Dinas Perhubungan Jakarta menyerahkan uji kelaikan jalan tidak hanya kepada tim dari dinasnya sendiri, tetapi juga melibatkan pihak lain, misalnya Kemenhub, Dewan Transportasi Kota Jakarta, akademisi dan praktisi di bidang transportasi, serta pihak lainnya terutama yang mewakili penumpang bus.

"Ini kan angkutan umum yang dinanti-nantikan masyarakat, yang sangat diharapkan dan membutuhkan syarat keselamatan serta keamanan tinggi. Diperiksanya semua dan tak sampling," ujarnya.

Pemerintah Provinsi DKI telah mengeoperasikan 90 dari 310 bus baru transjakarta dan 18 dari 346 unit baru BKTB. Sebanyak 5 bus transjakarta dan 10 BKTB mengalami kerusakan pada sejumlah komponennya. Bus transjakarta gandeng (articulated) nomor kendaraan B 7146 IX dan nomor seri bus AK5205, misalnya, diserang karat pada bagian engine mounting, pelek roda, pulley mesin, tabung oli power steering, kompresor AC, saluran pengisap udara, turbo sensor, dan tabung saluran pembuangan. Kerusakan lain terdapat pada tombol pembuka tangga darurat yang kendur, tutup pelindung valve CNG rusak, pipa radiator berjamur, CCTV tidak menyala, LCD rusak, dan pintu belakang kiri tidak dapat menutup normal.

Direktur Utama PT Sun Abadi Indra Krisna selaku agen tunggal pemilik merek bus itu mengatakan, kerusakan yang terjadi di beberapa komponen bus akibat proses pengapalan yang bermasalah. Pengiriman bus dilakukan dua kali, yakni awal November 2013 dan pertengahan November 2013. Pengiriman pertama, kata Indra, tidak menghadapi masalah. Namun, pengiriman kedua terkendala cuaca berkabut serta gelombang tinggi. Alhasil bus yang sesuai jadwal dikirim pada 20 November dari Pelabuhan Shanghai dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok tanggal 3 Desember, jadi molor hingga berangkat tanggal 29 November dan tiba 2 Januari 2014. Pada saat terapung di lautan dengan cuaca badai itulah, proses korosi komponen bus-bus terjadi.

Indra mengatakan bahwa segala barang kiriman yang rusak akibat proses pengapalan bukan tanggung jawabnya, melainkan penyedia jasa pelayaran. Atas komunikasinya dengan pihak pelayaran, komponen bus yang rusak tersebut bakal segera diganti dengan yang baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com