Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: "Wong" Bukan Duit APBD Kok Ribut

Kompas.com - 26/02/2014, 08:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membantah jika disebut terburu-buru melaksanakan groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek monorel di Jakarta. Dia menjelaskan bahwa proyek monorel sudah ada sejak era kepemimpinan sebelumnya.

"Mau groundbreaking seribu kali juga enggak apa-apa. Wong ini bukan duit kita kok, bukan APBD, kok ribut," ujarnya di Balaikota pada Selasa (25/2/2014) sore.

Pada eranya, Jokowi berniat membangun sistem transportasi massal yang baik. Oleh sebab itu, dia menyetujui kelanjutan pembangunan monorel, yang sempat terhenti.

Soal keberadaan PT Jakarta Monorel (JM) pada proyek itu, Jokowi mengaku tidak bisa berbuat banyak. Sebab, PT JM memang memiliki izin pembangunan.

"Gimana kalau kita berhentikan (izinnya) lalu diganti dengan pihak lain? Ya pasti mereka menggugatlah. Daripada gugat-menggugat, bisa berpuluh-puluh tahun itu, makanya kita lanjutkan saja," ujarnya.

"Pada perjalanannya, mereka (PT JM) ngomong, 'Pak, kita mau kerja sama dengan ini Pak'. Terserah, itu urusan kamu. Kalau saya mah enggak ada masalah, asal kerjanya benar," lanjutnya.

Terkait groundbreaking yang dimulai sebelum perjanjian kerja sama (PKS) antara Pemprov DKI dan PT JM rampung, Jokowi menegaskan bahwa hal tersebut bisa dilaksanakan seiring proyek berjalan. Menurutnya, hal itu fleksibel.

Sebelumnya diberitakan, pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo mempertanyakan, mengapa groundbreaking monorel dilakukan sebelum PKS rampung. Hal itu dianggap sebagai bentuk keteledoran Pemprov DKI Jakarta.

Groundbreaking monorel di Jakarta atau yang resmi bernama Jakarta Eco Transport (JET) dilakukan pada 16 Oktober 2013 lalu. Proyek senilai Rp 15 triliun tersebut terdiri dari dua rute, yakni greenline dan blueline. Rute greenline memiliki panjang 11,5 kilometer dari Kuningan—Kuningan Sentral—Gatot Subroto—Senayan—Jalan Asia Afrika—Pejompongan—Karet—Dukuh Atas—Kuningan.

Adapun blueline memiliki panjang 9,7 kilometer, dan akan membentang dari Kampung Melayu—Tebet—Kuningan—Kasablanka—Tanah Abang Roxy—Mal Taman Anggrek, dengan penambahan jalur ke wilayah Jakarta Timur, yakni dari Pondok Kelapa—Sentral Timur, serta Jakarta Barat, yakni ke Puri Indah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com