Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paman Iqbal: Pelaku Harus Dihukum Mati

Kompas.com - 15/03/2014, 15:56 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mengetahui keponakannya, Iqbal, yang hilang setahun lalu berada di Rumah Sakit Koja, Ivan langsung bergegas. Dia menangis ketika melihat tubuh Iqbal penuh dengan luka dan lebam, bekas penyiksaan yang dilakukan Dadang.

"Saya enggak tega lihat Iqbal, udah pasrah sama Allah. Pelakunya harus dihukum mati, dihukum seberat-beratnya," kata Ivan sambil menangis, di depan kamar 506 Blok B lantai 5 RSUD Koja, Jakarta Utara, Sabtu (15/3/2014).

Ivan tidak bisa menyembunyikan kesedihannya melihat kondisi Iqbal yang terbaring lemah. Menurutnya, kasus ini harus diusut tuntas. Dia menyerahkan proses hukum kepada pihak berwajib. 

Ivan menyebut bahwa Iqbal merupakan anak dari Irma, adik perempuannya. Iqbal hilang ketika bersama Irma berjualan es teh di sekitaran Proyek Senen. Ibu Iqbal, kata dia, menghilang sejak dua bulan lalu, sedangkan ayah kandungnya telah meninggal dunia.

"Saya tahu tentang Iqbal dari TVOne. Kebetulan tadi pagi saya nonton berita," ujar Ivan.

Ivan mengatakan tidak akan mengembalikan Iqbal ke keluarganya bila kondisi bocah tiga tahun ini telah membaik. "Saya akan membawa Iqbal ke rumah saya di Tanah Tinggi. Dia akan tinggal bersama saya," ujar Ivan.

Iqbal yang masih dirawat di RS Koja terus dijenguk oleh banyak orang yang bersimpati dengan penderitaan bocah malang tersebut. Salah satu yang menjenguk adalah Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait. Rencananya, Iqbal akan dipindahkan dari RSUD Koja oleh Komnas PA dengan alasan  keselamatan.

Iqbal merupakan korban penganiayaan yang dilakukan Dadang dan istrinya. Tubuhnya dipenuhi luka, tangan kirinya patah dan ada lebam di wajahnya.

Polisi sudah menangkap Dadang, namun istrinya masih buron. Kedua pelaku terancam dijerat tiga pasal berlapis terkait kejahatan penculikan, eksploitasi anak dan kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com