Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal dengan Pemprov DKI, Warga Semper Barat Blokade Jalan

Kompas.com - 18/03/2014, 15:01 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Warga RW 09, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, melakukan aksi protes dengan memblokade akses keluar masuk perkampungan di Jalan Beting Asam, Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (18/3/2014). Aksi tutup jalan tersebut merupakan protes warga terhadap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang tidak melakukan perbaikan jalan yang rusak.

"Ini tindakan tegas kami terhadap Pemprov DKI. Kami sudah berulang kali mengadakan musrembang (musyawarah pembangunan) warga, tapi tidak ada tindak lanjut pemerintah," ujar Ketua RW 09, Semper Barat, Jakut, Nanang Suwardi.

Aksi tutup jalan dilakukan oleh sekitar 200 warga sejak pukul 08.00, dengan menanam pohon pisang dan pohon palem di jalan yang rusak. Aksi tersebut berakhir pada pukul 10.30.

Nanang mengatakan, pohon tersebut merupakan simbol yang berarti jalan rusak tersebut tidak layak menjadi jalan umum. Jalan tersebut, kata dia, lebih layak untuk ditanami pohon. Selain itu, warga juga mengangkat keranda sebagai tanda matinya aspirasi warga yang tidak didengar oleh pemerintah.

Di sisi lain, kekecewaan warga lebih besar karena RW 09 merupakan peraih penghargaan sebagai RW unggulan tingkat nasional. RW 09 juga merupakan pencetus program Bank Sampah.

Menurut Nanang, warga sudah meminta perbaikan jalan sejak tahun 2009. Warga berharap agar jalan rusak segera diperbaiki dengan cara dibeton. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah. Sampai saat ini keadaan jalan masih rusak parah. Jalan berlubang cukup dalam, batu kerikil dan pecahan aspal digenangi air. Jalan pun menjadi langganan banjir saat hujan. Bahkan, tidak jarang warga terjatuh saat melintas di jalan tersebut.

Nanang mengatakan, jalan raya yang rusak sekarang lebih rendah dari saluran air. Seluruhnya, jalan yang rusak mencapai 1 kilometer, sedangkan luas wilayah RW 09 sebesar 11,38 hektar.

Nanang mengatakan, jika pemerintah tidak segera memperbaiki jalan tersebut, mereka akan melakukan aksi demo yang lebih besar terhadap Gubernur DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com