Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Jerapah di Ragunan

Kompas.com - 31/03/2014, 15:54 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kebun Binatang Taman Margasatwa Ragunan (TMR), di Jakarta Selatan, kini tidak memiliki jerapah. Seekor jerapah jantan yang ada sudah mati sejak hampir satu tahun yang lalu.

"Tadinya kita punya sepasang jerapah, tapi sudah mati karena sudah terlalu tua," ujar Kepala Hubungan Masyarakat TMR Wahyudi Bambang P saat ditemui di Pusat Informasi TMR, Senin (31/3/2014).

Menurut Wahyudi, umur rata-rata jerapah sekitar 15 tahun, sedangkan jerapah terakhir yang ada di TMR sudah berumur 30 tahun. Jadi wajar apabila binatang khas Afrika tersebut mati, meskipun perawatan yang dilakukan sudah maksimal.

Hingga saat ini, pengelola satwa kebun binatang masih berusaha melakukan komunikasi dan koordinasi kepada kebun binatang lain yang ada di luar negeri untuk bisa mendapatkan jerapah.

Wahyudi mengatakan, proses pengadaan hewan, terutama hewan yang tidak berasal dari Indonesia, biasanya dilakukan dengan negosiasi tukar-menukar hewan antarkebun binatang. Untuk mendapatkan koleksi binatang yang diinginkan, pengelola harus menukarnya dengan hewan sehat yang memiliki nilai setara. Selain itu, perlu diketahui apakah hewan tersebut bisa berkembang biak di tempat yang berbeda.

Mengenai pengiriman binatang, seperti jerapah, kata Wahyudi, dibedakan dalam kelas-kelas khusus. Hewan-hewan langka dan dilindungi yang jumlahnya kurang dari 800 ekor di alam, masuk dalam kategori Appendix 1. Hewan yang termasuk Appendix 1, antara lain komodo, orangutan, dan badak bercula satu. Untuk bisa membawa atau memindahkan hewan dalam kategori Appendix 1, harus melalui izin dari presiden.

Untuk mengisi kekosongan, saat ini pengelola memindahkan sebagian zebra ke lokasi kandang jerapah. Pihak pengelola kebun binatang berharap akan segera melakukan tukar-menukar hewan untuk mendapatkan jerapah yang menjadi salah satu hewan yang paling sering dikunjungi wisatawan di Taman Margasatwa Ragunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com