JAKARTA, KOMPAS.com - Diduga karena rebutan penumpang antarsesama sopir angkutan umum, Feby alias Jawir (20) meregang nyawa, Kamis (1/5). Sopir angkot B02 rute Cikokol-Ciledug itu menjadi korban penikaman oleh seseorang yang diduga kenal baik dengannya. Penikaman itu terjadi Kamis sore ketika angkot mereka ngetem di SPBU Pengayoman, Jalan Sudirman, Cikokol.

Pria yang tinggal di rumah kontrakan di Kelurahan Pondok Kacang, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, itu mengalami luka parah di bagian dada kiri.

Kepala Polsek Tangerang Komisaris Sukarna Jaya membenarkan telah terjadi peristiwa itu. ”Kasus ini masih diselidiki. Apa motif pembunuhan ini, kami belum tahu,” kata Sukarna kepada wartawan di Kota Tangerang, Jumat.

Petugas telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan kepada sejumlah saksi.

Selanjutnya, mereka langsung mengejar pelaku. Angkutan kota (angkot) yang digunakan korban bernomor B 1637 VTX sudah diamankan ke Kantor Polsek Tangerang.

Saat itu juga jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Tangerang untuk diotopsi.

Informasi yang berkembang menyebutkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30. Saat itu, menjelang maghrib, suasana SPBU sepi.

Sopir resah

Korban dan pelaku hanya berdua di angkot. Diduga, saat itu terjadi pertengkaran. Pelaku lalu menikam korban menggunakan pisau. Adu mulut diduga berpangkal dari rebutan penumpang pada Kamis siang.

Dari lokasi kejadian diperoleh keterangan, setelah ditikam, korban keluar dari angkot untuk menyelamatkan diri. Namun, hanya berjalan beberapa meter, korban terjatuh, diduga karena kehabisan darah.

”Tidak ada yang melihat kejadian itu. Karena suasana SPBU sepi, tidak ada yang memperhatikan peristiwa itu. Pelaku lari begitu saja, tidak ada yang mengejar,” kata Sukarna.

Kejadian itu membuat sejumlah sopir B02 terpukul. Mereka tidak percaya rekannya yang pendiam itu tewas mengenaskan.

Alifian (35), sopir angkot B02, mengungkapkan, korban sudah setahun menjadi sopir angkot ”tembak” alias sopir serabutan.

Kejadian tragis

Peristiwa di area SPBU Pengayoman itu menambah panjang daftar kejadian tragis di wilayah Tangerang sepekan terakhir. Sebelumnya, Selasa (29/4) lalu tiga orang dalam satu keluarga tewas dibunuh oleh RG (25). Seperti diberitakan Kompas, penyebab pembunuhan diduga karena RG sakit hati cinta ditolak kembali oleh mantan pacar, DW (25). Ketiga korban adalah ayah, ibu, dan adik DW. Mereka adalah Dukut (54), Herawati (50), dan Prasetyo (15).

Rabu, sepasang suami-istri Lily Susilo dan Tjoan Bie, warga Perumahan Griya Sangiang Mas, Jalan Bunga Raya, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk, dianiaya perampok. Lily tewas, sedangkan Tjoan luka parah. (PIN)