Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Penutupan STIP, Wali Kota Jakut Siap Pasang Badan

Kompas.com - 07/05/2014, 15:44 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono mengatakan tidak setuju bila diterapkan pemotongan satu atau dua angkatan baru di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Menurut dia, STIP merupakan sekolah yang bermutu dan satu-satunya di Indonesia. Bahkan dia menyatakan siap pasang badan untuk menolak penutupan sekolah itu.

"Perkara senior melakukan hal itu kepada yuniornya bukan berarti tata cara proses pendidikan harus diubah, tapi mungkin pemikiran atau mindset kehidupan anak-anak ini yang harus ditambah," ujar Heru, Rabu (7/5/2014).

Menurut Heru, pemotongan dua angkatan baru justru akan menghilangkan generasi tenaga kerja Indonesia dan membuka peluang besar bagi negara tetangga. Ia menjelaskan, bila pemotongan generasi itu diterapkan, berarti dari tahun 2014 dan 2015 tenaga ahli yang diambil justru dari negara asing karena hilangnya tenaga ahli dari STIP.

Ia menegaskan, siapa yang berniat untuk menutup sekolah pelayaran tersebut untuk berhadapan dengannya terlebih dahulu. "Siapa yang bilang tutup STIP, bilang kepada mereka berhadapan dengan wali kota," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menanggapi serius kasus tewasnya mahasiswa tingkat I STIP akibat penganiayaan oleh seniornya.

Ia mengatakan, kalau memang kekerasan sudah menjadi budaya di STIP, maka pihaknya akan menghentikan penerimaan siswa baru di sekolah pelayaran di bawah Kementerian Perhubungan tersebut.

Menurut Nuh, pemotongan generasi tersebut bisa saja dilakukan dan harus diikuti sebagai bentuk risiko dari kurangnya tanggung jawab pengawasan sekolah. Hal itu bertujuan agar budaya kekerasan dan permusuhan antara siswa yunior dan senior dapat hilang dan tidak terjadi lagi.

Nuh menambahkan, meskipun dalam pelaksanaannya STIP berada di bawah Kemenhub, izin sekolah tinggi tersebut tetap dikeluarkan oleh Kemendikbud. Menurut Nuh, kejadian ini serupa dengan salah satu universitas di Makassar yang selalu terlibat tawuran. Bentuk sanksi bisa diberikan kepada institusi, fakultas, ataupun para siswa.

Sebelumnya diberitakan, Dimas Dikita Handoko (19), seorang mahasiswa STIP, meninggal akibat dianiaya sejumlah seniornya pada Jumat (25/4/2014) malam.  Penganiayaan itu diduga dilakukan karena Dimas dianggap tidak menghormati para seniornya. Tujuh mahasiswa pelaku penganiayaan itu kini sudah dikeluarkan dari sekolah tersebut.

Kasus serupa juga terjadi di lingkungan STIP Marunda beberapa tahun yang lalu. Mendikbud mengkhawatirkan kejadian tersebut merupakan akibat dari perilaku kekerasan yang telah menjadi kebiasaan dan budaya di dalam sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com