Basuki berpendapat, ada pemimpin satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang telah bekerja dengan baik, tetapi usahanya tidak maksimal karena tidak didukung dengan kinerja bawahan yang baik pula.
Ia pun mencontohkan berbagai permasalahan yang terjadi di dinas selama ini, seperti truk sampah yang beroperasi di luar jam operasional, gaji petugas kebersihan, sistem pengangkutan sampah, retribusi di TPA Bantar Gebang, hingga melonjaknya jumlah petugas kebersihan.
Menurut Basuki, persoalan-persoalan itu muncul karena ada oknum-oknum di tingkat bawah yang telah sejak lama melakukan pelanggaran demi meraup keuntungan sendiri.
Saat ini, jabatan Kepala Dinas Kebersihan DKI dipegang oleh Saptastri Ediningtyas (Tyas), yang mulai menjabat per Februari 2014, menggantikan Unu Nurdin. Tyas tadinya merupakan wakil Unu. Saat ini, Unu telah dipindahkan ke Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Sementara itu, wakil dari Tyas adalah Isnawa Aji, yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Tambora.
"Bu Tyas itu ditipu oleh anak buahnya. Tadinya kita pikir dengan mengganti Pak Unu, masalah selesai. Bu Tyas sama Pak Aji sudah bagus, cuman kan di bawahnya itu. Mereka (Tyas dan Aji) dikadalin bawahannya," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Karena itulah, Basuki menegaskan, dalam waktu dekat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan tes terhadap pegawai di eselon III dan IV (golongan III-C hingga IV-A).
"Tidak usah pintar-pintarlah. Kalau terlalu pintar, nanti malah mintarin kita," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu.
Seperti diketahui, dalam rapat Kamis kemarin, Basuki mengungkapkan kekesalannya terhadap jajaran Dinas Kebersihan DKI yang belum memberikan data tentang petugas kebersihan. Ia pun menegaskan, bila dalam waktu dua pekan data tersebut tidak juga diberikan, maka ia mengancam akan memutasi 90 persen pejabat Dinas Kebersihan DKI.
"Saya akan pindahkan Anda semua ke dinas lainnya, seperti Dishub atau Satpol PP, yang tinggal menunggu jalan saja. Ngapain punya banyak orang, tetapi kerjanya tidak ada?" tekan Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.