Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Bingung, Warga Tetap Ikuti Coblos Ulang

Kompas.com - 19/07/2014, 13:14 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tempat pemungutan suara (TPS) 33 Kebon Bawang, Jakarta Utara menggelar pemungutan suara ulang untuk Pilpres 2014, Sabtu (19/7/2014).  Beberapa warga mempertanyakan alasan pemungutan suara ulang itu.

Salah satunya, Elisabet, yang mengaku bingung mengapa harus memberikan suaranya dua kali. "Kenapa harus ulang? Alasannya apa? saya bingung," imbuh Elisabeth di lokasi, Sabtu (19/7/2014).

Meskipun demikian, Elisabeth mengatakan, dia enggan melewatkan pemungutan suara kedua ini. Dia tetap bersemangat mendatangi TPS untuk kembali memberikan suaranya.

Dia juga mengatakan pilihannya tidak berubah. Dia tetap dengan pasangan calon presiden-wakil presiden yang dipilihnya pada pemungutan suara 9 Juli 2014 lalu.

"Sama pilihannya. Dari awal saya yakin sama pilihan saya. Enggak terganggu lihat tayangan televisi. Yakin lah pilihan saya menang," imbuhnya.

TPS 33 Kebon Bawang adalah satu dari 7 TPS di Jakarta Utara yang menggelar pemungutan suara ulang. Selain TPS 33, di kelurahan dua TPS lain di Kebon Bawang juga menggelar pemungutan adalah TPS 40 dan TPS 60. Selain itu empat TPS lainnya, yaitu TPS 99 Lagoan, TPS 98 Sunterjaya, serta TPS 26 dan 103 Sunter Agung.

Anggota Komisioner KPUD Jakarta Utara, Marlina mengatakan, semua TPS yang menggelar pemungutan suara ulang ini atas rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu. Sebab, banyak warga yang tidak punya hak pilih, namun memberikan suaranya di TPS tersebut.

"KPPS membiarkan pemilih yang ber-KTP daerah menggunakan hak pilih disini. Padahal ngga boleh. Yang boleh gunakan KTP pada hari H itu yang alamatnya sesuai dengan TPS, paling tidak satu RW," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com