Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Jadi Presiden, PNS DKI Tidak Kecewa

Kompas.com - 23/07/2014, 13:08 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di DKI Jakarta mengaku tidak kecewa dengan terpilihnya Gubernur Joko Widodo sebagai presiden. Bagi mereka, Jokowi merupakan pilihan rakyat.

"Saya tidak kecewa Jokowi jadi presiden. Karena itu adalah pilihan rakyat. Pak Jokowi sudah mengikuti prosedurnya," ujar salah seorang PNS di bagian Tata Pemerintahan DKI Jakarta, Muhammad Bakir, di Balaikota, Jakarta, Rabu (23/7/2014).

Menurut Bakir, Jokowi menjadi presiden dengan mengikuti peraturan yang berlaku pada Undang-Undang Pemilu. Jokowi sudah mengikuti prosedur yang ada.

Terpilihnya Jokowi merupakan salah satu bentuk demokrasi. Jokowi merupakan presiden pilihan rakyat. Oleh karena itu, sudah seharusnya seluruh rakyat termasuk PNS, mendukung penetapan Jokowi sebagai presiden.

Mengenai isu kecurangan yang terjadi dalam Pilpres tahun ini, dia punya pendapat sendiri. Menurut dia, kecurangan seharusnya sudah bisa terdeteksi dari tingkat bawah seperti kelurahan dan kecamatan.

Selain itu, Bakir menganggap Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga yang dapat dipercaya. Apalagi hasilnya tidak berbeda jauh dengan hasil quick count yang ada.

"Kalau tidak kepada KPU, lembaga mana lagi yang harus kita percaya? Hasil quick count itu kan tidak berbeda jauh juga," ujarnya.

Hal yang sama diucapkan oleh Hadiansyah, salah satu PNS yang bertugas di Dinas Kelautan DKI Jakarta. Hadiansyah mengaku tidak kecewa dengan hasil keputusan KPU yang menetapkan Jokowi sebagai presiden. Meskipun karena itu Gubernur DKI pun berganti orang.

"Saya tidak kecewa. Karena kita sebenarnya sudah biasa yah ganti-ganti pemimpin. Dari zaman Pak Sutiyoso, lalu Foke, dan Jokowi," ujarnya.

Dengan terpilihnya Jokowi menjadi presiden, otomatis jabatan Gubernur DKI Jakarta akan diduduki Basuki Tjahaja Purnama yang selama ini merupakan Wagub DKI.

Seorang PNS lain, Rani, mengatakan, pergantian gubernur di Jakarta bukan sesuatu yang mengagetkan. Dia berpendapat, siapa pun gubernurnya, tetap akan didukung. Lagi pula, tugas-tugas yang dia lakukan juga tetap sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com