Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila Komponen Tak Standar, Ahok Tak Mau Gunakan Bus Buatan PT Inka

Kompas.com - 11/08/2014, 09:48 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengaku akan segera memerintahkan jajaran terkait di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengecek spesifikasi bus Inobus produksi dari PT Industri Kereta Api (Inka). Apabila nantinya ditemukan komponen yang tidak standar internasional, bus tersebut tidak akan lagi digunakan untuk layanan transjakarta.

"Kita mau tahu teknologi apa yang dipakai. Seluruh dunia rata-rata sambungan bus gandeng itu pakai teknologi dari Volvo. Kita akan lihat, kalau dia enggak ada teknologi yang jelas, berarti ada kemungkinan bisa patah lagi yang lain kan, atau ada yang kurang," katanya di Balaikota Jakarta, Senin (11/8/2014).

Terkait kejadian patahnya gandengan bus transjakarta gandeng merek Inobus di Jalan Raya Bekasi Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Kamis (7/8/2014), Ahok mengatakan bahwa pihaknya tidak akan memberikan sanksi apa pun pada perusahaan pelat merah tersebut. Menurut dia, Pemprov DKI selaku pihak pembeli tidak punya hak memberikan sanksi kepada produsen bus, dalam hal ini PT Inka.

"Enggaklah, enggak ada hak kita untuk sanksi. Paling kita berhenti beli saja kalau dia tidak jelas. Kami tidak akan beli produk-produk yang patah itu. Gitu aja cara hukumannya," ujar alumnus jurusan Geologi Universitas Trisakti itu.

Bus transjakarta gandeng bermerek Inobus dengan nomor lambung DMR-005 Koridor XI jurusan Kampung Melayu-Pulogebang mengalami patah di lampu lalu lintas di Jalan Raya Bekasi Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Kamis (7/8/2014) siang. Beruntung, penumpang bus, yang berjumlah 40 orang tersebut, tidak ada yang cedera.

Dugaan awal, penyebab patahnya bus gandeng disebabkan adanya baut yang lepas di bagian sambungan bus. Bus tersebut merupakan bus produksi tahun 2011, yang artinya baru beroperasi selama tiga tahun. Bus dibeli oleh Dinas Perhubungan DKI dengan harga Rp 3,8-4 miliar per unit. Pengoperasian bus dilakukan oleh Damri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com