Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antre Uji Kir, Pengusaha Transportasi Diperkirakan Rugi Ratusan Juta

Kompas.com - 14/08/2014, 16:51 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak dari membeludaknya kendaraan di Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB), Cilincing, sangat terasa dialami oleh para pengusaha transportasi. Sebab, penuhnya antrean mengakibatkan banyak kendaraan harus berulang kali datang agar dapat di uji Kir.

Ketua Organisasi Angkutan Darat Khusus Pelabuhan, Gumilang Tarigan, mengatakan, pengusaha transportasi mengalami kerugian hingga mencapai ratusan juta. Sebab, dengan asumsi tidak operasi kendaraan selama 1 hari, perusahaan merugi sebesar Rp 1 juta.

"Kerugiannya ratusan juta rupiah. Sebab dengan mereka tidak operasi hilang pendapatan sewa mereka. Walau belum kita data, tapi dari informasi yang diterima ada ratusan kendaraan yang setiap hari tertunda KIRnya," ujarnya saat dihubungi, Kamis (14/8/2014).

Menurut Gumilang, pihaknya sudah berkordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk membahas hal itu. Pihak Dinas menawarkan alternatif akan mengganti pengelola UPT PKB dengan tenaga asing. Namun, dia mengatakan akan lebih efisien bila sementara ini diberlakukan penambahan jam dan hari kerja.

Misalnya, kata dia, hari Minggu tetap buka. Sebab, sejak ditutupnya dua PKB di Kedaung dan Jagakarsa, tiga PKB mendapat limpahan kendaraan yang melakukan uji Kir.

Sedangkan Koordinator Wilayah UPT PKB Kendaraan Khusus Cilincing, Hengky Suhendra, mengakui pihaknya membatasi kendaraan yang ingin diuji. Setiap hari hanya sekitar 200-250 kendaraan yang diuji.

"Pernah sampai kita terima 460 kendaraan. Tapi ya itu, kita kerja sampai jam 10 malam," katanya.

Pembatasan kendaraan itu, dikatakan Hengky, sebagai upaya untuk tetap menjaga kualitas pengujian. Sebab, bila dipaksakan tidak membatasi, dikhawatirkan pegawai UPB sebanyak 33 akan kelelahan dan tidak optimal dalam menguji.

"Sampai sekarang kita masih menunggu tambahan tenaga kerja. Katanya ada sekitar 15 orang dari Kedaung yang akan dilimpahkan ke kita," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com