Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukimannya Digusur, Warga Kali Mampang Dipindahkan ke Rusun Komarudin

Kompas.com - 15/08/2014, 19:44 WIB
Nadia Zahra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan akan segera mengeruk Kali Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Rencananya, bangunan liar di bantaran kali itu ditertibkan pada pekan depan, yaitu 18 dan 19 Agustus 2014.

Penertiban tersebut menyebabkan warga yang tinggal di sekitar bantaran Kali Mampang akan kehilangan tempat tinggalnya. [Baca: Banjir Tak Terduga pada Senin, Dadakan Bantaran Kali Mampang akan Digusur].

Oleh karena itu, Pemkot Jakarta Selatan mencoba menawarkan warganya untuk menempati rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Komarudin, Kelurahan Pulogebang Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah III, Sayid Ali mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemkot Jakarta Selatan soal rencana relokasi warga penggusuran Kali Mampang.

"Pada dasarnya sih kami siap. Selasa kemarin sudah rapat sama Wali Kota Jakarta Selatan, di sana ditunjuk bahwa Rusunawa Komarudin menjadi tempat relokasi warga penggusuran Kali Mampang itu yah," ujar Sayid kepada Kompas.com, Jumat (15/8/2014).

Sayid menambahkan, pada saat rapat tersebut diketahui bahwa data warga yang akan direlokasi berjumlah 100 kepala keluarga, namun ia mempertimbangkan kemungkinan adanya penambahan.

Menurut Sayid, Rusunawa Komarudin yang memiliki enam blok tersebut rencananya akan menyiapkan sekitar satu sampai dua blok bagi warga pindahan dari Kali Mampang.

"Kami di Komarudin ada enam blok. Dua di antaranya sudah dihuni, ada juga dua blok sedang diperbaiki karena ada beberapa yang perlu perawatan yah. Nah yang dua blok lagi itu siap untuk warga Kali Mampang. Untuk satu blok isinya ada 100 unit."

"Nantinya kalau dari Pemkot Jakarta Selatan ternyata lebih dari data awal (100 kepala keluarga), ya masih ada persediaan lagi sekitar 150 sampai 200-an unit lah," ujar mantan Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah II yang menangani Jakarta Pusat dan Jakarta Barat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com