"Iya, salah satu kegiatannya mengajarkan ngaji santri di sana. Santrinya tahanan juga," ujar Hafitd di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2014).
Hafitd menceritakan, tiap pagi, dia terbiasa bangun pukul 03.00. Kemudian, dia bersiap-siap untuk melakukan shalat malam dan juga shalat subuh. Setelah itu, dia akan berada di masjid seharian dan menjadi marbut masjid. Di sana, Hafitd membersihkan masjid setiap hari.
Hafitd mengatakan, dia mempelajari banyak hal dari kegiatannya itu. Dia belajar berwudhu dengan benar, terbiasa shalat sunah, dan juga membaca Al Quran.
Hafitd juga mengatakan terbiasa melakukan puasa daud selama di rutan. Puasa itu dilakukan secara selang-seling. Pukul 21.00 WIB, Hafitd biasanya akan kembali ke sel tahanannya untuk tidur. Keesokan harinya, dia melakukan aktivitas yang sama.
Hafitd mengaku merasa tenang dengan aktivitasnya itu. Di sana, dia juga memiliki teman-teman sesama tahanan, yang saling mendukung. "Di sana introspeksi diri, mulai kerjakan hal yang baik," ujar Hafitd.
Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (18) adalah terdakwa yang disidang karena telah melakukan pembunuhan terhadap Ade Sara. Ade dianiaya dengan cara disetrum dan dicekik, sementara mulutnya disumpal menggunakan kertas dan tisu. Jasadnya lalu dibuang di Kilometer 49 Tol Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.