Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Modus Baru Curanmor dengan Mencatat Nomor Kendaraan di Pinggir Jalan

Kompas.com - 27/09/2014, 13:56 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pengendara kini diminta agar lebih berhati-hati. Secara tidak sadar, mungkin salah satu di antara Anda ada yang menjadi target dari modus kejahatan dengan mencatat nomor polisi atau pelat kendaraan.

Dilansir dari forum Kaskus, dalam sebuah thread berjudul "Waspada, kejahatan baru di jalan raya - dengan mencatat no plat kendaraan anda!!!", modus ini mulai dibicarakan sejak Januari 2014.

Adapun yang menjadi pelaku kejahatan adalah oknum petugas debt collector yang biasanya menunggu kendaraan di pinggir jalan.

Thread yang dimuat oleh akun Realteck ini pertama-tama mengungkapkan bahwa dia mendapat informasi dari temannya bahwa ada penjahat dengan modus baru yang tengah "nongkrong" di pinggiran jalan sambil mencatat nomor pelat kendaraan, baik mobil maupun motor.

Menurut dia, aksi ini biasanya dilakukan oleh empat sampai lima orang dengan dua dan tiga motor. "Rata-rata menggunakan HP komunikator..(kenapa bisa yah), rata-rata berwajah type daerah..(no offense yah)," tulis Realteck dalam komentar yang dimuat pada 24 Januari 2014.

Hal tersebut kemudian dikomentari kembali oleh orang lain yang juga mengalami ataupun merasa melihat modus kejahatan yang sama. Seperti yang dialami oleh akun Letter2U. Dia menceritakan pernah mengalami kejadian diberhentikan secara paksa oleh orang yang mengaku petugas debt collector.

"Waktu lagi jalan, tiba-tiba motor ane dipepet sama 1 motor yang dinaekin 2 orang dan langsung ga pake basa-basi 1 orang yg dibonceng narik konci motor ane sampe bengkok gan," tulis Letter2U.

Pemilik akun Letter2U pun ditahan oleh sekitar lima sampai enam orang saat itu di daerah Jalan Panjang menuju Kebon Jeruk. Dia pun dibentak dan dituduh bahwa motornya adalah motor curian. Setelah itu, mereka secara paksa meminta STNK motor Letter2U untuk mencatat nomor kendaraan dan nomor mesin.

Dalam komentar dari akun lain disebutkan bahwa debt collector ini merupakan perampok dengan cara halus berpura-pura sebagai petugas bank tertentu. Di antaranya adalah orang yang dulu memang pernah bekerja di bank urusan kredit motor sehingga dia pun punya buku data pelat kendaraan, kartu identitas, dan seragam yang membuatnya lebih meyakinkan.

Daerah tempat penjahat ini beraksi tersebar merata di seluruh Jakarta. Namun, biasanya mereka mengambil lokasi di tempat keramaian. Kendaraan dengan tahun di bawah 2014 pun yang biasanya diincar dengan alasan bahwa kreditnya telah lama macet.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengaku belum ada laporan di kepolisian soal masalah ini. Menurut dia, tidak semuanya merupakan aksi oknum debt collector, tetapi juga terdapat kesalahan dari pengguna kendaraan itu sendiri.

"Ada juga kan yang belum bayar cicilan, jadi kalau mau aman ya harus lancar bayar cicilannya," kata Rikwanto.

Namun, apabila memang ada pengendara yang menemukan kejahatan seperti itu, Rikwanto berpesan agar mereka bisa mengajak oknum itu ke tempat ramai dan memberi bukti bahwa motornya tidak memiliki kredit macet, seperti bukti pembayaran atau buku pemilik kendaraan bermotor .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com