Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ahok Mengajari Senator Ameriksa Soal Demokrasi...

Kompas.com - 03/11/2014, 06:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia lebih baik daripada Amerika Serikat. Hal itu disimpulkannya berdasarkan pengalamannya belajar demokrasi di Amerika.

Basuki menceritakan bahwa pada tahun 2008 dia sempat diundang untuk menghadiri konvensi Demokrat, sebelum Barack Obama terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Dia belajar demokrasi di beberapa tempat.

Saat itu, kata pria yang akrab disapa Ahok itu, ada salah seorang senator yang menanyakan soal demokrasi di Indonesia.

"Saya jawabnya santai saja. Kalau Obama itu muslim, kira-kira kalian pilih dia enggak? Dia bilang enggak pilih. Saya bilang, kalian enggak perlu ngajarin saya demokrasi. Kamu harus belajar demokrasi di kampung saya, di kampungnya Laskar Pelangi. 93 persen muslim pilih saya nonmuslim jadi bupati. Kita lebih hebat donk daripada kamu. Logikanya seperti itu," kata Basuki di hadapan perwakilang anggota kongres Kidzania yang berkunjung ke Balaikota DKI Jakarta, Kamis (30/10/2014).

Meski begitu, diakui Basuki, banyak persamaan demokrasi di Amerika Serikat dengan Indonesia. Di Amerika, orang yang bukan Kristen Protestan akan sulit menjadi presiden, seperti di Indonesia orang nonmuslim dan bukan Jawa sulit menjadi orang pemimpin negara. Indonesia dan Ameriksa juga sama-sama tidak pernah memilih wanita menjadi presiden.

Hanya saja, lanjut dia, ada bedanya. Amerika mencatat dengan baik sejarah perjalanan bangsanya sehingga bisa menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. "Itu mengapa Amerika unggul jual produk kreatifitas, seperti film Hollywood itu," kata Basuki.

Belajar dari itu, Basuki berharap banyak orang baik mau terjun ke dunia politik Indonesia. "Kalau yang baik tidak mau masuk, maka yang tidak baik yang berkuasa. Ini pasti terjadi. Kita golput, makin golput, makin senang politisi yang jelek. Toh, golput tidak pernah mendapatkan satu kursi juga, kan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com