Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Iseng "Ompongi" Pagar Pembatas Jalan Menuju Stasiun Kota

Kompas.com - 03/11/2014, 09:01 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -  Pagar pemisah jalan dengan trotoar menuju Stasiun Kota menjadi korban vandalisme orang tak bertanggung jawab. Salah satu batang besinya dipotong, sehingga terlihat ompong di dua bagian. Celah itu menjadi tempat orang menerobos agar lebih cepat menuju Stasiun Kota.

Pagar itu terpasang sebagai pemisah area Stasiun Kota dengan Jalan Pintu Besar Utara, Jakarta Barat. Di depan pagar berjejer jasa tukang ojek yang siap mengantar penumpang. Ada pula para pedagang kaki lima yang menjajakan barang dagangan di sekitar lokasi tersebut.

Burhan, salah seorang pengguna jalan mengatakan, pemasangan pagar tidak tepat karena memisahkan jalan raya dengan jalan menuju transportasi umum itu. Bila memutar arah, calon pemumpang membutuhkan waktu lebih lama untuk naik comnuterline atau transjakarta.

"Malas muternya jauh. Di ujung stasiun dulu. Padahal saya mau naik busway (transjakarta). Kalau muternya jauh, belum lagi ke bawahnya belum lagi entar naik ke atas buat ke loket," kata Burhan kepada Kompas.com, Minggu (2/11/2014) sore.

Untuk itu, ia lebih memilih memanfaatkan pagar pembatas yang bolong daripada masuk dari pagar pembatas trotoar di ujung jalan. Ia mengaku, banyak masyarakat yang memanfaatkan pagar bolong tersebut. "Tau sih saya salah. Tapi gimana ya. Banyak yang lewat juga, jadi salahnya bareng-bareng," ujar pria 30 tahun itu.

Tak hanya Burhan, Melati (25) yang baru saja turun dari ojek langsung menembus pagar pembatas itu dan berlari menuju stasiun kota. Melati mengakui kesalahan melewati lubang di pagar pembatas itu. "Kan memang banyak yang lewat sini. Saya ikut aja biar cepet," kata Melati.

Melati menyadari, ada orang yang memotong satu tangkai pagar untuk lintasan orang. Meski begitu, ia dan warga yang akan menggunakan jasa transportasi umum merasa beruntung ada pagar bolong. Pasalnya, dia bisa lebih cepat sampai stasiun tanpa harus memutar lebih jauh. Melati juga lebih cepat sampai di lokasi tujuan tanpa harus takut ketinggalan kereta.

"Sekarang balik ke orangnya. Emang saya mau cepet ada yang mudah lewat situ aja," kata Melati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com