Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa APBD DKI 2014 Defisit Rp 12 Triliun?

Kompas.com - 05/11/2014, 15:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2014 mengalami defisit sebesar Rp 12 triliun. Dari Rp 72,9 triliun yang dicanangkan, anggaran yang direalisasikan hanya mencapai Rp 60 triliun. [Baca: Ahok: Serapan Anggaran Tahun Ini Payah]

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, terjadinya defisit karena tidak tercapai dana perimbangan sebesar Rp 6 triliun, proyek jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) sebesar Rp 2 triliun, dan sisanya adalah penerimaan pajak yang tidak tercapai yaitu Rp 4 triliun.

"APBD kita ini sebetulnya cuma sampai Rp 60 triliun, karena yang Rp 12 triliun tidak tercapai. Salah satunya ERP yang diprediksi sudah berjalan sejak pertengahan 2014, namun sampai saat ini masih dalam tahap uji coba," kata Saefullah, di Balaikota Jakarta, Rabu (5/11/2014).

Selain itu, kata dia, pajak reklame yang ditargetkan bisa mencapai Rp 4 triliun tidak dapat direalisasikan. Menurut Saefullah, kenaikan pajak reklame hingga 500 persen membuat pemasang reklame banyak yang lari ke daerah sekitar Jakarta. [Baca: Takut Citra Jelek, Pemprov DKI Batal Ajukan APBD 2015 Rp 81,5 Triliun]

"Biro reklame suka pasang iklan di perbatasan Jakarta. Mungkin lebih murah. Jadi ini kita sedang sikapi untuk menurunkan pajak reklame hingga 50 persen, supaya peminatnya bergairah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com