Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerahnya Pasar Manggis Kini...

Kompas.com - 06/11/2014, 14:25 WIB
Desy Selviany

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pedagang terlihat sedang merapikan kios dan los mereka di Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2014). Setelah direnovasi, pasar tradisional itu kini terlihat lebih bersih dan rapi.

Pasar yang dulunya berpenampilan kumuh, becek dan hanya berlantai satu itu berubah menjadi pasar tradisional yang bersih, tak kalah dari pasar modern. Pasar tersebut sudah dilengkapi dengan hydrant dan tabung gas pemadam kebakaran. Terlihat speaker pengumuman di setiap area pasar.

Saluran air di pinggir-pinggir los pun bersih. Kesan becek yang dulu identik dengan pasar ini tak berbekas.

Para pedagang cukup senang dengan metamorfosa Pasar Manggis. Salah satunya ialah Lukman Hakim (57), pedagang nasi di pasar tersebut. "Untuk penampilan fisik kita pastinya seneng, sekarang kelihatan lebih rapi bersih. Ya, namanya juga pasar baru," ucap Lukman kepada Kompas.com.

Ia juga merasa aman melihat pasar dilengkapi alat pemadam kebakaran. "Jika suatu saat ada kebakaran, kalo ada hydrant dapat diantisipasi," ujarnya.

Senada dengan Lukman, Dewi Yul (65), juga mengaku senang. Pedagang sembako yang sudah berjualan sejak 2002 itu berharap kondisi pasar yang nyaman bisa lebih banyak menarik pembeli.

"Senang ya pastinya bisa nempatin di pasar yang lebih layak. Ya, mudah-mudahan aja nantinya pelanggan bisa lebih banyak lagi," ungkap Dewi.

Seiring dengan perbaikan penampilan pasar, pedagang lainnya, Komalasari, juga menyambut model iuran yang diberlakukan, yakni sistem bayar di bank. Dulu, kata dia, iuran dibayar harian sehingga masih ada pedagang yang menolak membayar.

"Kalo dulu kan iurannya per hari, jadi suka enggak adil. Banyak pedagang yang enggak bayar iuran. Kalo sekarang lewat bank dibayar per bulan, jadi udah pasti semua pedangan wajib bayar iuran," tuturnya.

Pedagang pemilik los membayar iuran Rp 170.000 per bulan dan kios Rp 275.000. Jika pedagang tidak membayar iuran lebih dari tiga bulan, maka kios atau losnya akan dijual kepada pihak lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com