Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Djarot Ciptakan Harmonisasi Kerja Bareng Ahok

Kompas.com - 05/12/2014, 13:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Djarot Saiful Hidayat, mengaku tidak akan melakukan pembagian kerja bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dalam memimpin Ibu Kota. Ia meyakini mampu menyelesaikan permasalahan Jakarta selama sisa tiga tahun pemerintahan hingga 2017.

"Kami akan menciptakan harmonisasi potensi yang ada. Prinsip kerjanya adalah saya membantu Pak Gubernur dan saling melengkapi dengan sepenuh hati. Tidak ada pembagian kerja yang kaku," kata Djarot, di Balaikota, Jumat (5/12/2014).

Menurut dia, berbagai permasalahan di Jakarta, seperti banjir dan kemacetan, mendesak untuk segera dicari jalan keluarnya. Perlu pemikiran mutakhir untuk menyelesaikan permasalahan utama Jakarta yang tak kunjung usai.

Basuki, kata Djarot, juga fleksibel dalam bekerja sehingga ia meyakini mampu memimpin Jakarta dengan harmonis bersama Basuki. Sebab, secara pribadi Djarot sudah mengenal Basuki sejak tahun 2006. [Baca: Berjanji Akan "Blusukan", Djarot Enggan Dibilang Meniru Jokowi]

Kemudian, pada Pilkada DKI 2012, Djarot menjabat sebagai Plt Ketua DPD PDI-P DKI dan sering mendampingi kegiatan kampanye Jokowi-Basuki.

"Saya tuh sering ngobrol by phone dengan Pak Ahok. Tetapi, sudah lama sekali saya enggak ketemu Pak Ahok, tadi kangen-kangenan ngobrol biasa saja," kata mantan Wali Kota Blitar itu.

Sebelumnya diberitakan, Djarot melakukan pertemuan tertutup sekitar 30 menit bersama Basuki. Seusai bertemu Basuki, Djarot didampingi Sekretaris Daerah Saefullah diperkenalkan dengan para PNS DKI.

Pertemuannya dengan Saefullah juga untuk mengurus segala kekurangan administrasi persyaratannya menjadi wagub DKI yang harus diserahkan ke Kemendagri. Sekitar 20 menit melakukan pertemuan dengan Saefullah, Djarot pun langsung bergegas menuju DPRD DKI. Di sana, ia bertemu dengan pimpinan DPRD DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com