Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman di Balik Rindangnya Pepohonan

Kompas.com - 15/01/2015, 14:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kebun Raya Bogor masih menjadi ruang publik favorit Kota Bogor dan sekitarnya. Kebun seluas 87 hektar ini menjadi pilihan warga untuk mengisi akhir pekan. Pada hari libur, pengunjung Kebun Raya Bogor bisa mencapai 3.000-4.000 orang. Namun, siapa sangka di balik kerindangannya itu ada bahaya ternyata mengintai.

Minggu (11/1) pagi menjadi petaka buat karyawan tetap PT Asalta Mandiri Agung yang sedang berkumpul di Jalan Astrid. Lokasi pertemuan itu berada di bawah pohon damar (Agathis borneensis) yang berusia 100 tahun. Sekitar 180 peserta menggelar tenda biru sebagai alas duduk. Mereka berkumpul dengan agenda pembahasan upah minimum kota.

Baru sekitar 10 menit acara digelar, pohon damar itu pun tumbang. Batang pohon yang berdiameter 1,5 meter itu tumbang menimpa puluhan orang. Secara berangsur, jumlah korban yang tewas enam orang. Adapun yang cedera mencapai 23 orang.

Ancaman pohon tumbang ini masih terus mengintai, mengingat sebagian besar pohon di Kebun Raya Bogor (KRB) sudah uzur. Kebun raya peninggalan Belanda ini memiliki sekitar 15.000 pohon tua. Pohon paling tua berusia hingga 192 tahun. Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Didik Widyatmoko mengaku kecolongan dengan kejadian itu.

Didik tidak mengetahui kondisi pohon keropos dan lapuk karena dilihat dari luar fisik pohon terlihat sehat. Selama ini, pengecekan kondisi pohon masih menggunakan teknik visual atau mendeteksi tampilan fisik pohon.

Pengelola KRB berjanji akan mendata berapa jumlah pohon yang rawan tumbang. Selain itu, Didik juga berjanji akan mengecek pohon tak hanya dari tampilan visual, tetapi juga bagian dalamnya. Ia akan menggunakan bantuan bor untuk itu.

Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pengelola KRB lalai dalam kasus ini. Anggota pengurus harian YLKI Tulus Abadi tak habis pikir mengapa sebuah lembaga konservasi berbasis ilmiah ceroboh mengecek kondisi kesehatan pohon. Pengelola KRB seharusnya mengecek rutin kesehatan pohon, mengidentifikasi, dan memberikan rambu peringatan supaya pengunjung tidak mendekat. Tanpa kelengkapan informasi di atas, KRB lalai dalam melindungi pengunjung dari bahaya.

”Ini masalah serius. Tak ada angin, tak ada hujan, pohon tumbang di area ruang publik,” katanya. Ungkapan itu menyiratkan pesan bahwa sewaktu-waktu kejadian tragis itu bisa saja berulang.

Menurut Tulus, korban bisa menuntut pengelola secara pidana karena telah mengabaikan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan konsumen di lokasi pariwisata.

Polres Bogor Kota belum menetapkan tersangka untuk kasus ini. ”Kasusnya masih didalami. Belum bisa disimpulkan ada tidaknya unsur pidana,” ujar Kasatreskrim Polres Bogor Kota Ajun Komisaris Aulia Jabar. (Dian Dewi Purnamasari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com