Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawa Penjual Miras Saat Tempat Tinggalnya Dibongkar

Kompas.com - 19/01/2015, 13:00 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Permukiman kumuh di bantaran Kanal Banjir Barat dekat Stasiun Tanah Abang telah dibongkar. Akan tetapi, tidak ada ekspresi sedih ataupun tangis yang terlihat dari penghuni permukiman yang juga kawasan prostitusi itu.

Salah satu warga, Romli, memperhatikan petugas membongkar lapaknya sambil menikmati segelas kopi hitam pekat. Romli merupakan penjual minuman keras yang ada di bantaran itu. "Ya udah, biarin aja, saya mah udah pasrah," ujar Romli di lokasi pembongkaran, Senin (19/1/2015).

Dia mengaku telah menerima surat pemberitahuan pembongkaran. Romli mengaku pasrah atas pembongkaran ini. Romli beserta tetangganya yang lain hanya memperhatikan sambil duduk di atas barang-barang mereka yang tersisa. [Baca: Tempat Prostitusi di Kanal Banjir Barat Dibongkar dan Dibakar]

Beberapa dari mereka juga tampak masih lelap tertidur di atas tumpukan barang. Ada juga yang  bercengkerama dan bercanda di tengah pembongkaran tempat tinggalnya.

Namun, di balik tawa itu, Romli mengaku kecewa. Matanya sesekali menerawang. Dia mengaku bingung akan memindahkan barang-barangnya ke mana. Sekaligus bingung akan tinggal di mana.

Dia mencoba menghilangkan kebingungan itu dengan makan siang bersama penghuni permukiman lain. "Ya namanya emang enggak boleh. Cuma gimana lagi demi anak istri," ujar Romli.

Romli mengakui bahwa permukiman itu juga merupakan tempat prostitusi. Romli mengatakan, wanita penghibur yang biasa ada di kawasan itu sudah kabur sebelum pembongkaran berlangsung.

"Nah, ini cewek-cewek nakalnya udah pada kabur duluan. Kalau kita mah di sini aja," ujar Romli.

Warga lainnya, Emi, mengumpulkan barang-barang rumah tangga yang tersisa. "Enggak, kalau saya enggak merasa dapat surat pemberitahuan. Kalau dikasih tahu kan kita udah siap-siap," ujar perempuan paruh baya itu.

Emi beserta suaminya, Tatang, mengaku pasrah dengan pembongkaran ini walaupun dia sudah tinggal di tempat itu selama delapan tahun. Dia mengaku pembongkaran sudah sering dilakukan di tempat itu. Penghuni pun masih bersikukuh untuk membangun kembali kawasan itu.

Akan tetapi, kali ini Emi dan Tatang berniat untuk pindah. "Paling mereka (rombongan Romli) yang bangun lagi," ujar Emi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com