Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ahok Dicurigai Temannya Soal Mafia Pemakaman

Kompas.com - 20/01/2015, 13:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ternyata isu mafia pemakaman sudah diketahui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sejak lama. Jual beli pemakaman di Ibu Kota marak dikuasai oleh oknum tertentu dengan harga yang fantastis. Basuki pun memiliki pengalaman perihal kecurigaan temannya atas jual beli pemakaman ini. 

"Kemarin bapaknya teman saya meninggal, teman saya senyum-senyum terus sama saya. Dia bilang apa coba ke saya pas saya datang ke rumah duka?," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (20/1/2015). 

Pria yang akrab disapa Ahok itu kemudian bertanya kepada temannya di mana sang ayah dimakamkan. Kemudian temannya menjawab, kalau ia sudah mendapat lokasi kuburan untuk ayahnya. Bahkan, lanjut dia, ayahnya dikubur di kuburan posisi strategis atau di bagian depan.

"Dia bilang, 'lo diam-diam ya ini pasti staf gue nyogok orang lo (pegawai DKI). Kalau enggak nyogok, bapak gue enggak dapat kuburan di depan nih'. Berarti memang bukan rahasia umum lagi soal oknum di pemakaman," kata Basuki. 

Lebih lanjut, ia mengaku telah menginstruksikan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI untuk menerapkan sistem online dalam pelayanan pemakaman di Jakarta. Sistem online tersebut sebelumnya direncanakan akan diujicoba pada November 2014 lalu di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak. 

Hanya saja, lanjut Basuki, penerapan sistem online dalam pelayanan pemakaman belum maksimal. [Baca: Sulit Cari Liang Kubur di Jakarta, Diduga Ada Preman di Tempat Makam]

"Makanya kami minta transfer langsung atau non cash saja pembayaran retribusi pemakaman, jadi akan mudah ditelusuri oknum. Mesti ditegasi pelan-pelan agar semua sistem dibuat non cash," kata Basuki. 

Selain memudahkan warga, sistem ini juga akan memberikan kemudahan bagi petugas dalam pendataan. Jika sukses diuji coba, sistem ini akan diterapkan secara bertahap di 78 TPU yang ada di Jakarta.

Selain ketersediaan lahan, dalam website juga akan dicantumkan nama ahli waris. Sehingga sistem pemakaman tumpang yang sudah diterapkan terlebih dahulu bisa terdata dengan baik. Karena dalam sistem pemakaman tumpang, hanya berlaku bagi jenazah yang memiliki hubungan darah atau keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com